kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Dampak kenaikan suku bunga terhadap PDB terbatas, BI diperkirakan naikkan 7DRR


Rabu, 30 Mei 2018 / 11:19 WIB
Dampak kenaikan suku bunga terhadap PDB terbatas, BI diperkirakan naikkan 7DRR
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) pada Rabu (30/5), mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan.

Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Febrio Kacaribu memperkirakan, BI cenderung akan menaikkan tingkat suku bunga kebijakan (BI 7-day RRR, tingkat suku bunga DF, dan tingkat suku bunga LF) masing-masing sebesar 25 bps.

Pertimbangan utamanya, menurut Febrio adalah stabilitas nilai tukar. Sebab, BI percaya bahwa stabilitas kurs rupiah dalam jangka pendek sangat penting khususnya untuk mengurangi ketidakpastian yang akan berdampak buruk bagi ekspor. "BI juga percaya bahwa dampak kenaikan suku bunga ini terhadap pertumbuhan PDB tahun ini akan terbatas," kata Febrio kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5).

Meski demikian, ia berpendapat bahwa sebenarnya kenaikan ini tidak terlalu mendesak. Meski secara net, menurut dia, dampak kenaikan tingkat suku bunga ini terhadap pertumbuhan PDB 2018 memang terbatas.

Adapun menurutnya, suku bunga deposito akan naik lebih cepat daripada kenaikan suku bunga pinjaman. Dengan demikian, tahun ini, net interest margin bank akan turun, yang kemudian akan memperlambat pertumbuhan kredit. Pertumbuhan kredit di double digit akan sulit terjadi tahun ini.

Di sisi lain, Febrio mengatakan, stabilitas kurs akan mengurangi penurunan impor yang sekitar 90% adalah bahan baku dan barang modal. Sementara itu, sekitar 80% dari industri manufaktur tergantung pada input yang diimpor. "Dengan berkurangnya depresiasi rupiah, harapannya impor tidak akan turun drastis, dan ekspor masih bisa tumbuh," katanya.

Harga minyak turun dorong investor masuk

Selain itu, satu lagi variabel penting yang perlu terus dipantau sebenarnya adalah harga minyak mentah. Harga minyak Brent yang turun dari US$ 80 ke US$ 75 dalam beberapa hari terakhir mengurangi risiko emerging market bonds seperti SUN.

Hal ini terutama karena current account deficit dari emerging market seperti Indonesia sangat sensitif terhadap harga crude oil. Di samping itu, menurutnya, budget pemerintah juga akan sangat terpengaruh karena subsidi BBM yang dilakukan melalui Pertamina akan membengkak setiap kali harga crude oil naik. "Dengan demikian, penurunan harga crude ini mempengaruhi masuknya kembali investor asing ke IDR bonds dalam beberapa hari terakhir ini," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×