kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Dampak Kebijakan Tarif Trump ke Inflasi Dalam Negeri Diperkirakan Terbatas


Minggu, 06 April 2025 / 15:43 WIB
Dampak Kebijakan Tarif Trump ke Inflasi Dalam Negeri Diperkirakan Terbatas
ILUSTRASI. Dampak kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia sebesar 32% dinilai terbatas dalam beberapa bulan ke depan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dampak kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia sebesar 32% dinilai terbatas dalam beberapa bulan ke depan.

“Dampak (minim) jika (tarif) dikenakan pada barang-barang intermediate yang memiliki peran dalam rantai pasok industri,” kata Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang kepada Kontan, Minggu (6/4).

Meski demikian, Ana sapaan akrab Hosiana menyebut, perlu dicermati bahwa beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti Vietnam telah menghapus tarif untuk produk-produk asal AS, yang bisa mendorong pergeseran rute perdagangan global.

Kebijakan Vietnam tersebut berpotensi menjadi katalis positif bagi stabilitas harga impor Indonesia, khususnya jika Indonesia dapat menjaga kelancaran suplai dan diversifikasi asal barang konsumsi maupun bahan baku industri.

Baca Juga: Indonesia Kena Tarif Trump 32%, Apindo: Cari Pasar Baru, Kurangi Ketergantungan AS

Secara keseluruhan, Ana memperkirakan outlook inflasi tahun ini masih dalam kendali, meskipun tekanan jangka pendek dari faktor musiman dan global tetap perlu diantisipasi melalui koordinasi kebijakan harga, suplai, dan distribusi.

Lebih lanjut, terkait proyeksi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2025 diperkirakan mencatatkan inflasi sebesar 0,63% month to month (mtm), dan secara tahunan mencatatkan inflasi tipis sebesar 0,01% year on year (yoy) setelah dua bulan sebelumnya mencatatkan deflasi.

“Sementara itu, inflasi inti diperkirakan sebesar 2,59% yoy, kondisi ini tetap dalam rentang yang terkendali dan mencerminkan stabilitas sisi permintaan secara umum,” ungkapnya.

Ana menyebut, pendorong utama inflasi bulan ini adalah kenaikan permintaan musiman selama Ramadan, terutama pada kelompok makanan, minuman, dan transportasi. Selain itu, pencairan THR dan insentif lainnya mendorong daya beli, serta mendorong tekanan inflasi di beberapa komoditas strategis, seperti beras, daging, dan bahan pokok lainnya.

Faktor lain yang cukup signifikan mempengaruhi inflasi Maret 2025 adalah adalah berakhirnya program diskon tarif listrik 50% dari pemerintah pada Februari lalu.

“Kembali normalnya tarif listrik turut memberikan kontribusi terhadap tekanan inflasi administered prices di Maret,” ungkapnya.

Meski begitu, Ana menambahkan beberapa kebijakan pemerintah seperti diskon tarif tol dan tiket pesawat selama periode mudik membantu meredam tekanan inflasi transportasi secara lebih luas.

Baca Juga: Waspada Perdagangan dan Ekonomi Merosot Imbas Kebijakan Tarif Trump

Selanjutnya: Volume Kendaraan Naik, ASDP Sebut Arus Balik di Pelabuhan Bakauheni Terkendali

Menarik Dibaca: Cara Membuat Foto ala Studio Ghibli dengan Bantuan ChatGPT, Simak Tutorialnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×