Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Harga kebutuhan pokok di sejumlah daerah mulai merangkak naik, meski pemerintah belum memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah khawatir saat harga BBM resmi naik pada Juni nanti, harga kebutuhan pokok terus menanjak sehingga memicu inflasi tinggi.
Lonjakan inflasi berpotensi makin tinggi menjelang puasa dan Lebaran. Maklum pada masa itu, tingkat konsumsi masyarakat umumnya cenderung bertambah.Atas dasar itu, pemerintah menyiapkan kebijakan dan strategi agar kenaikan harga bahan pokok dalam batas wajar.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengklaim, Kementerian Perdagangan sudah mengantisipasi kenaikan harga sembako ketika harga BBM resmi naik. "Kami sudah meminta kepala daerah memastikan kesiapan dan stok bahan pokok menjelang BBM naik," katanya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 126/2013 tentang Antisipasi Kenaikan Harga Produk Sembako, yang disebar ke setiap kabupaten dan kota. Lewat surat itu, setiap daerah wajib mengambil tindakan pengendalian harga sembako.
Pertama, melakukan indentifikasi daerah-daerah yang langka BBM. Kedua, menghitung dampak kenaikan harga BBM terutama terhadap distribusi kebutuhan pokok. Ketiga, daerah wajib memantau pergerakan harga harian sembako secara intensif di tingkat eceran, pasar tradisional juga jumlah stoknya.
Pemerintah pusat akan mengintensifkan pemantauan harga dan kecukupan stok pangan. Kemdag berjanji bakal mengawasi aksi penimbunan sembako. "Kami minta produsen dan distributor menambah pasokan ke pasar dan tidak menimbun," kata Srie.
Namun, Ngadiran, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mengkritik harga pangan melonjak gara-gara pemerintah maju–mundur soal kebijakan BBM. "Kalau sudah begini masyarakat jadi korban," tandasnya.
Berdasarkan pengamatan APPSI, harga bahan pokok di perkotaan naik besar 5%–10%. "Ada di beberapa kota naik lebih dari 10% ," sebutnya.
Ia bilang, isu kenaikan harga BBM dan tarif listrik, telah memicu aksi penimbunan yang berujung lonjakan harga bahan pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News