kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cukai naik, APTI: Pemerintah semakin tidak melindungi jutaan petani tembakau


Kamis, 19 Agustus 2021 / 12:49 WIB
Cukai naik, APTI: Pemerintah semakin tidak melindungi jutaan petani tembakau
ILUSTRASI. Petani merawat tanaman tembakau. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/pras.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) NTB, Sahminudin mendesak komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melindungi kelangsungan hidup dengan kebijakan yang berpihak pada petani tembakau. Pasalnya, berbagai kebijakan yang menyangkut sektor pertembakauan, tak lepas dari intervensi asing yang tujuannya justru mematikan kelangsungan hidup jutaan petani tembakau. 

"Tembakau sudah menjadi nadi kehidupan jutaan petani tembakau. Saatnya pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan kemandirian bangsa melalui kebijakan-kebijakan yang tak bisa diintervensi asing," kata Sahminudin.

Sahminudin mengungkapkan, selama pemerintahan Presiden Jokowi, setiap tahun cukai hasil tembakau (CHT) dinaikkan, penjualan IHT (rokok) dari tahun ke tahun terus menurun. "Berkurangkah jumlah perokok di Indonesia? Yang mengisap rokok bercukai memang menurun, tetapi yang mengkonsumsi rokok alternatif (tradisional) dan rokok ilegal tidak terkendali," kata Sahminudin. 

Menurutnya, Kementerian Keuangan sudah grasak-grusuk untuk menetapkan kenaikan CHT, belum lagi rencana revisi PP 109/2012, simplifikasi tarif cukai, menaikkan cukai setinggi-tingginya. "Sangat jelas cara-cara pemerintah seperti ini mengabaikan sebagian besar pemangku kepentingan yang terkait tembakau dan CHT," cetusnya. 

Sahminudin menambahkan, sudah menjadi rahasia dunia, dampak dari pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi melorot, daya beli menurun, tetapi dalam kondisi yang demikian malah pemerintah dengan enteng menaikkan CHT dengan angka fantastis. 

"Pemerintah selalu mendengar pihak Asing. Hanya dikasih pinjaman Rp9 Triliun oleh Bank Dunia dengan syarat naikkan CHT lebih besar lagi dan sederhanakan jumlah golongan CHT, Padahal dari CHT dan pajak rokok pemerintah sudah dapat Rp200 Triliun (tahun 2019)," pungkasnya.

Selanjutnya: Pemerintah akan naikkan tarif cukai rokok tahun 2022, ini kata PBNU

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×