Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengungkapkan stabilitas sistem keuangan di kuartal II-2020 berada dalam kondisi normal.
Meski demikian, KSSK tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian karena, dampak Covid-19 masih dapat mempengaruhi prospek perekonomian dan stabilitas sistem keuangan di semester II-2020.
Sri Mulyani mengatakan stabilitas sistem keuang tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi global terkontraksi cukup dalam. Perkembangan terkini menunjukkan kasus positif Covid-19 masih tinggi dan berisiko kembali meningkat di beberapa negara.
Baca Juga: Pulihkan ekonomi, Sri Mulyani segera belanjakan Rp 1.476 triliun di semester II-2020
“Pengembangan vaksin yang belum sesuai harapan, kondisi tersebut memicu kekhawatiran berlanjutnya penurunan ekonomi global menjadi lebih dalam,” ujar Sri Mulyani, Rabu (5/8).
Sehingga, berbagai lembaga internasional kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. IMF memperkirakan perekonomian global 2020 terkontraksi sebesar minus 4,9%, Bank Dunia di level minus 5,2%, dan OECD dalam rentang minus 7,6% sampai dengan minus 6%.
Perekonomian global yang menurun serta dampak penanganan Covid-19 di dalam negeri juga menurunkan kinerja perekonomian domestik. Pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 5,32% year on year (yoy). Angka ini lebih buruk dibanding periode sama tahun lalu yang tumbuh 5,05% yoy.
Sri Mulyani menyebutkan, perkembangan ini terutama akibat penurunan dalam kegiatan ekonomi pada April-Mei 2020 sejalan dampak penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun demikian, pada Juni 2020, berbagai indikator menunjukkan aktivitas perekonomian domestik mulai meningkat didorong dampak pelonggaran PSBB dan kenaikan ekspor ke China.
“Ke depan, pemulihan ekonomi nasional diperkirakan berlanjut dipengaruhi peningkatan penyerapan stimulus fiskal, perbaikan restrukturisasi kredit, keberhasilan penanganan protokol kesehatan untuk penanggulangan Covid-19, serta peningkatan permintaan ekspor, khususnya dari China,” ujar Sri Mulyani.