Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Selain DKI Jakarta dan Sumatera Barat, daerah-daerah lain masih kurang dilakukan banyak tes sehingga tak bisa diketahui seberapa luas wabah telah menyebar. Ia menilai tes pada orang yang melakukan kontak erat pada mereka yang positif, rasio pelacakannya seharusnya juga ditingkatkan.
Di tengah pelonggaran di sektor ekonomi yang dilakukan pemerintah, pihaknya menilai sebaiknya pemerintah tidak hanya mengandalkan kepatuhan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. "Tapi sebaiknya diikuti pula dengan penegakan disiplin," jelas Miki.
Baca Juga: Update virus corona: Sindrom peradangan bisa merusak jantung anak-anak
Adapun untuk angka positive rate yang saat ini masih besar menurutnya ini adalah indikasi bahwa tes yang dilakukan kurang dilacak.
"Harusnya nggak sebesar itu (positive rate). Artinya kita gagal mengendalikan laju penyebaran. Harus diperluas menjaring banyak orang dan memastikan orang-orang yang kontak erat dengan yang terbukti positif. Jika dapat posisit berarti positif. Kalau aman ya berarti aman," ungkap dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Corona Lewati 200.000, Epidemiolog: Ubah Strategi atau Hal Terburuk Bisa Terjadi!"
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Rizal Setyo Nugroho
Selanjutnya: RS darurat Wisma Atlet merawat 1.612 pasien positif Covid-19 hingga Senin (7/9) siang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News