kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Corona lampaui 200.000, epidemiolog: Ubah strategi atau hal terburuk bisa terjadi


Rabu, 09 September 2020 / 08:48 WIB
Corona lampaui 200.000, epidemiolog: Ubah strategi atau hal terburuk bisa terjadi
ILUSTRASI. Virus corona di Indonesia sudah melampaui 200.000 kasus. REUTERS/Pavel Mikheyev


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Selain itu, pengumuman hasil tes juga bisa dipercepat dengan waktu kurang dari 3 hari.  Dicky juga mengharapkan positivity rate di Indonesia bisa diturunkan seperti yang ditargetkan WHO yaitu di bawah 5%.  

Sementara saat ini, mengutip data KawalCovid, positivity rate harian di angka 18,44 persen dan secara keseluruhan masih di angka 13,95 persen.  Itu artinya, dari 100 orang yang dilakukan tes, potensi menemukan orang yang positif Covid-19 antara 13 hingga 18 orang.  "Selain itu tes juga sebaiknya dilakukan merata di seluruh daerah," ujar Dicky.  

Baca Juga: Banyak rumahsakit sediakan swab test drive thru, simak daftar dan biayanya

Pihaknya mengkhawatirkan jika hal itu tak dilakukan maka jumlah kasus infeksi akan berlipat ganda dalam dua buan ke depan. 

Laju eksponensial Sementara itu, Miki Salman, relawan KawalCovid19.id menilai penambahan kasus dimana angka menunjukkan peningkatan menjadi 200.000 ini menunjukkan laju pertumbuhan yang eksponensial. Hal ini karena untuk mencapai 100.000 hanya butuh waktu lima bulan tapi saat mencapai angka 200.000 hanya dibutuhkan waktu sekitar dua bulan. 

Baca Juga: Jumlah pasien Covid-19 meningkat, Pemprov DKI dinilai mulai ketakutan

“Ini baru angka resmi, dapat dipastikan dengan kepastian 100 persen jauh lebih rendah dari angka sesungguhnya,” ujar Miki saat dihubungi Kompas.com Selasa (8/9/2020). Menurut Miki, salah satu yang menjadi masalah penanganan Covid-19 di Indonesia adalah testing yang masih minim. 




TERBARU

[X]
×