kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

COP26 momentum Indonesia jadi negara destinasi Green Investment


Senin, 01 November 2021 / 06:36 WIB
COP26 momentum Indonesia jadi negara destinasi Green Investment
ILUSTRASI. Pemulung mengumpulkan sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (14/10/2021).


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (KTT PBB) terkait perubahan iklim edisi ke 26 atau disebut COP26 bakal di gelar di Glasglow, Skotlandia, pada 31 Oktober - 12 November 2021.

COP26 memiliki empat agenda yang merupakan penyempurnaan dari COP edisi sebelumnya demi mencapai tujuan utama konfrensi tersebut, yaitu menekan laju global warming yang disebabkan oleh climate change.

Keempat agenda tersebut adalah pertama, menyetujui langkah perubahan komitmen pengurangan emisi. Kedua, memperkuat adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Ketiga, mengalirkan pendanaan untuk aksi iklim. Keempat adalah meningkatkan kerja sama internasional dalam transisi energi dan transportasi ramah lingkungan.

Baca Juga: G20 Alot Satukan Visi Terkait Pemanasan Global, Hanya Ada Sedikit Kemajuan Komitmen

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin mengatakan COP 26 dapat menjadi momentum Indonesia sebagai negara destinasi 'Green Investment'.

Hal ini mengingat Indonesia memiliki potensi besar untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan sektor energi dan transportasi sebesar 650 Mton CO2e dan 398 Mton CO2e, jika dibantu oleh pendanaan internasional.

Oleh sebab itu, Masyita mengajak seluruh pihak untuk berinvestasi untuk ketahanan dalam perubahan iklim. Investasi yang harus dilakukan dalam ketahanan perubahan iklim di antaranya self-protection dengan masyarakat mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan dampak perubahan iklim.

Investasi swasta juga sangat dibutuhkan karena dana publik saja tidak akan cukup untuk dapat mencapai tujuan net zero seperti yang diharapkan. Kerja sama seluruh pihak sangat penting. 

“Perubahan iklim sangat berdampak kepada seluruh masyarakat dunia sehingga perlu dilakukan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Namun pada prinsipnya transisi yang dilakukan haruslah transisi yang just dan affordable,” tegas Masyita, Minggu (31/10).

Baca Juga: Jokowi akan terima presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi

Masyita yang juga merupakan anggota delegasi Indonesia dalam COP26 menjelaskan negara-negara maju harus mewujudkan janji mereka dalam Long-term Finance (LTF) untuk memobilisasi setidaknya US$ 100 miliar dalam pendanaan iklim per tahun pada 2020 kepada negara berkembang dan kurang berkembang dalam transisi dan mencapai target iklim mereka.




TERBARU

[X]
×