kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China siap investasi Rp 3 triliun di KEK Bitung


Senin, 22 September 2014 / 23:47 WIB
China siap investasi Rp 3 triliun di KEK Bitung
ILUSTRASI. BMKG Mencatat Gempa Magnitudo 4,6 di Karangasem, Kuta, Denpasar, Lombok Barat, Lombok Tengah, Mataram


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

BITUNG. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) siap memberikan berbagai insentif dan kemudahan bagi investor China yang akan berinvestasi pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung. Nilai investasi China dipastikan mencapai angka fantastis Rp 3 triliun, untuk 3 sektor utama, yaitu sektor infrastruktur, industri maritim dan farmasi.

“Investor China bersungguh-sungguh untuk berinvestasi di KEK Bitung. Itu artinya, sudah ada tanda-tanda kehidupan bagi KEK Bitung,” ujar Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang dalam siaran persnya, di Bitung, Sulawesi Utara, Senin (22/9). 

Hal itu disampaikannya terkait kedatangan Duta Besar China untuk Indonesia Xei Feng yang juga membawa para investor kelas kakap China ke KEK Bitung.

Sarundajang mengatakan, Bitung akan menjadi suatu kawasan KEK seperti Batam dan beberapa tempat lainnya di Indonesia. Karena itu, pihaknya secara optimal akan menerbitkan regulasi yang pro investasi.

“Karena apa pun itu, kalau tidak ada investor maka tidak ada gunanya. Karena itu, saya meyakini pemerintahan Presiden Terpilih Joko Widodo akan meneruskan proyek KEK Bitung ini. Karena KEK Bitung ini merupakan wujud kehidupan bangsa bukan hanya kehidupan Sulut,” katanya.

Saat dikonfirmasi, Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng mengakui tertarik untuk berinvestasi di KEK Bitung. Meski demikian, dia enggan untuk mengungkapkan nilai investasinya.
“Kami masih akan mendiskusikannya lebih dalam,” ucapnya singkat.

Bersama Dubes Xie Feng, turut serta Deputy Director Political Section Wang Shikun, dan Third Secretary Economic and Commercial Department Lin Wueqiang. Sementara itu, kalangan investor China terdiri dari Head of ASEAN Team of China Development Bank He Wei, Head of Indonesia Team of China Eximbank Zhang Jing, Manager of Indonesian Branch of China Road and Bridge Corporation Wen Yuegang, Manager of Indonesia Branch of China ZTE Corporation Mei Zhonghua, Manager of Indonesian Branch of Siootras CSC Limited Li Zhenghong, Manager of Indonesian Branch of China Qingdao Evercontaining Electric Jia Xiaoyu, dan Manager of Indonesian Branch of China Polytech Corporation Hou Huilin.

Sementara itu, Koordinator Kelompok Kerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung Sulawesi Utara Charles Kepel memastikan, kalangan investor China siap untuk berinvestasi di KEK Bitung senilai Rp 3 triliun. Bahkan kemungkinannya nilai investasi tersebut melebihi angka Rp 3 triliun.

Charles merinci, hitungan investasi Rp 3 triliun itu meliputi 3 sektor utama. Yaitu sektor infrastruktur pendukung KEK Bitung (senilai Rp 2,5 triliun), industri Farmasi (Rp 200 miliar), dan industri maritim (Rp 300 miliar). Bahkan nilai tersebut, kata dia, bisa meningkat tajam karena China melihat peluang-peluang dari sektor lain. Diantaranya, sektor energi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), lalu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sektor agro industri, dan sektor jasa ekspedisi.

Menurut Charles, ketertarikan China untuk berinvestasi di KEK Bitung didasarkan pada beberapa pertimbangan serius. Diantaranya, pertama Bitung dengan core basis kelautan dan perikanan, telah mengembangkan berbagai instrumen untuk meningkatkan sistem perikanan nasional. Kedua, KEK Bitung memastikan adanya penjaminan keamanan, kenyamanan dan kepastian hukum dalam berinvestasi di KEK Bitung.

“Semua proses perijinan dan kepastian hukum sudah terukur. Bahkan setiap investor bisa mengukur jumlah hari dan biaya yang harus dikeluarkan dalam berinvestasi, sesuai peraturan daerah (perda),” papar Charles.

Ketiga, Bitung juga memiliki pelabuhan alami dengan kedalaman 16 meter dengan alur lautnya selebar 600 meter. Apalagi, Bitung juga telah ditetapkan menjadi Pelabuhan Impor, artinya bahan baku yang akan masuk ke Sulawesi Utara dan Indonesia Timur, sudah bisa diimpor melalui Bitung.

Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menjelaskan, KEK Bitung terletak pada ALKI 3 yang dilayari oleh kapal-kapal kontainer dan tanker kapasitas besar. Memiliki lokasi yang strategis sebagai pusat pertumbuhan serta pusat distribusi barang dan penunjang logistik di Kawasan Timur Indonesia serta memiliki akses Internasional, khususnya ke BIMP-EAGA, AIDA, Asia Timur dan Pacific.

Selain itu, KEK Bitung juga berdekatan dengan rencana pengembangan IHP Bitung  yang memilliki Pelabuhan Alam dengan kedalaman 22-30 meter. Lokasi usulan KEK berpotensi untuk diperluas mencapai lebih 2.000 hektare (ha) dari rencana awal seluas 534 ha.

“Pembangunan kawasan mencapai Rp 2,3 triliun, dan proyeksi investasi para pelaku usaha hingga tahun 2025 sebesar Rp 16,86 triliun. Dan diperkirakan akan menyerap sebanyak 34.710 tenaga kerja,” terang Enoh.

Menurut Enoh, sebagai tindak lanjut kerja sama antara Kemenko Perekonomian dengan Ministry of Trade Industry and Energy Korea, Pemerintah Korea akan memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi dalam menyusun implementation plan di KEK Bitung. Dan pada Oktober 2014, tim dari Korea akan berkunjung untuk memastikan lingkup kerja. Diharapkan dengan kerja sama itu akan menarik investor Korea ke KEK Bitung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×