kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Garap tol Manado-Bitung, pemerintah utang China


Minggu, 06 Juli 2014 / 14:37 WIB
Garap tol Manado-Bitung, pemerintah utang China
ILUSTRASI. Manfaat bawang putih untuk kesehatan.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah berencana ikut membangun Tol Manada-Bitung dan jalan Tol Samarinda- Balikpapan. Pemerintah akan ikut dalam pembangunan dua ruas tol tersebut agar pelaksanaan proyek bisa lebih cepat.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengatakan, dengan adanya peran aktif pemerintah maka pembangunan ke dua ruas jalan tol tersebut diharapkan bisa dilakukan sebelum Oktober 2014.

Sebelumnya pemerintah telah menetapkan 16 proyek prioritas yang akan mereka geber sebelum masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir. Dua di antara 16 proyek prioritas yang akan digeber tersebut adalah Proyek Tol Manado- Bitung senilai Rp 4,33 triliun dan Tol Balikpapan- Samarinda senilai Rp 6,6 triliun.

Meskipun menjadi proyek prioritas dan sudah dinyatakan laik dibangun, secara komersil atau bisnis, ke dua proyek tol tersebut dinilai kurang menguntungkan. Atas dasar itulah kata Armida, agar bisa cepat berjalan dan memberatkan investor, maka pemerintah akan ikut membangun ke dua jalan tol tersebut.

"Kemarin sudah didapat solusi beberapa ruas jalan tol tersebut, beberapa yang akan dibangun pemerintah, tidak semu," kata Armida kepada KONTAN, Kamis (3/7) lalu.

Rencananya, untuk mendukung keikutsertaan mereka dalam membangun jalan tol tersebut, pemerintah akan memanfaatkan pinjaman infrastruktur dari China. Armida bilang saat ini ada sisa dana pinjaman infrastruktur dari China yang tersisa dan belum dimanfaatkan.

"Jadi ini memanfaatkan sisa loan China yang tidak dimanfaatkan saya lupa jumlahnya, tapi ini bukan pinjaman baru, yang daripada didiamkan kami gunakan untuk pembangunan proyek tersebut," katanya.

Armida mengatakan, sebelum memutuskan untuk menggunakan sisa pinjaman dari China, sebetulnya pemerintah sudah berencana untuk memberikan dana dukung proyek atau viability gap fund (VGF) dua proyek tersebut. Tapi, karena pemanfaatan dana VGF tersebut memerlukan proses panjang, akhirnya pemerintah memutuskan untuk menggunakan sisa pinjaman dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×