Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kendati begitu, Chatib Basri menyampaikan situasi ekonomi saat ini berbeda dengan krisis di tahun 1998. Krisis sekitar 12 tahun lalu itu diakibatkan oleh situasi ekonomi domestik yang rapuh serta korupsi yang merajalela. Dus, banyak aspek yang menyebabkan krisis, bahkan hingga ke ranah politik.
Baca Juga: Dukung pemulihan ekonomi, BI beri quantitative easing senilai hampir Rp 420 triliun
Bedanya dengan saat ini, resesi terjadi ini akibat Covid-19 yang merupakan pandemik di seluruh dunia. Padahal sebelum kehadiran virus corona, ekonomi dalam negeri masih sehat.
“Perbedaan dengan krisis 1998 karena ekonomi domestiknya saat itu rapuh, kalau sekarang semuanya kena. Logikanya, orang sakit tidak bisa kerja, akibatnya ekonominya kena. Kalau pertumbuhan ekonomi iya pasti jatuh,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News