Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan tentang kejadian-kejadian yang terjadi selama pemerintah mengelola program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020.
Sri Mulyani bilang, apa yang direncanakan sebenarnya sudah matang. Namun, kadang harus dinamis karena bisa saja rencana berubah di tengah jalan seiring dengan kondisi di lapangan.
Sebut saja PEN 2020 di bidang kesehatan. Pemerintah sudah menganggarkan dana sebesar Rp 97,9 triliun dengan harapan di akhir tahun sudah mulai bisa membeli vaksin Covid-19 dalam jumlah yang banyak.
Baca Juga: Menkeu: Refocusing anggaran Rp 26,2 triliun untuk penanganan Covid 19
Namun, rencana kemudian berubah karena pengadaan vaksin yang tidak sesuai rencana lantaran pengadaan bergeser ke tahun 2021.
“Sehingga, kalau dlihat belanja kesehatan tahun lalu lebih ke insentif tenaga kesehatan, membantu fasilitas kesehatan, rumah sakit darurat, maupun tambahan ruang ICU,” ujar Sri Mulyani, Rabu (7/7).
Selain itu, anggaran kesehatan di tahun lalu juga diberikan untuk tunjangan kematian, dan upaya testing, tracing, dan treatment (3T) oleh Satgas Covid-19.
Tahun lalu, pemerintah juga sebenarnya berharap bisa mempromosikan pariwisata di akhir tahun untuk kembali menggerakkan sektor tersebut di tahun 2021.
Namun, rencana harus tertunda. Pasalnya, kasus harian Covid-19 melonjak akibat libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Selanjutnya: Pemerintah optimistis defisit APBN 2021 bisa ditekan hingga 5,3%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News