kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.577.000   13.000   0,83%
  • USD/IDR 16.375   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.108   27,96   0,39%
  • KOMPAS100 1.052   -1,07   -0,10%
  • LQ45 828   0,75   0,09%
  • ISSI 212   -0,75   -0,35%
  • IDX30 426   0,83   0,19%
  • IDXHIDIV20 509   1,31   0,26%
  • IDX80 120   -0,25   -0,21%
  • IDXV30 124   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   0,01   0,01%

Cek Bencana Hidrometeorologi yang Bisa Terjadi saat Musim Libur Nataru Menurut BMKG


Rabu, 27 November 2024 / 05:07 WIB
Cek Bencana Hidrometeorologi yang Bisa Terjadi saat Musim Libur Nataru Menurut BMKG
ILUSTRASI. Potensi bencana hidrometeorologi diperkirakan terjadi bersamaan pada saat arus mudik libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Potensi bencana hidrometeorologi diperkirakan terjadi bersamaan pada saat arus mudik libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Peringatan tersebut dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Potensi bencana hidrometeorologi ini dipicu oleh terjadinya seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia ke wilayah Indonesia pada Desember 2024 hingga awal Januari 2025," jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati seperti yang dilansir Infopublik.id pada Selasa (26/11/2024).

Sebagai gambaran, fenomena serupa pernah terjadi pada Januari 2020, yang mengakibatkan banjir besar di Jabodetabek. 

"Pada Januari 2020 banjir yang terjadi disebabkan oleh seruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet. Sekarang ini potensi bencana hidrometeorologi dipicu oleh seruak udara dingin berasal dari dataran tinggi Siberia," ucapnya.

Baca Juga: Waspada Hujan di Siang & Sore, Cek Prakiraan Cuaca Kalimantan Tengah 27-28 November

Fenomena seruak udara dingin diprediksi akan memberikan dampak signifikan di wilayah barat Indonesia, termasuk Selat Sunda, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. 

Cuaca buruk yang disertai hujan lebat berpotensi menyebabkan gangguan pada jalur mudik dan jalan tol, sebagaimana pernah diidentifikasi oleh Kementerian PUPR.

BMKG menegaskan, mitigasi bencana hidrometeorologi memerlukan dukungan lintas sektor. Meskipun modifikasi cuaca telah dilakukan pada beberapa kejadian sebelumnya, langkah ini saja tidak cukup untuk mengatasi dampak yang lebih luas.

"Koordinasi yang baik sangat penting, terutama dalam pengelolaan drainase, pintu air, penanganan aliran sungai yang dangkal, dan memastikan kesiapan infrastruktur menghadapi potensi banjir," tambahnya.

Tonton: Ini Wanti-Wanti BMKG Soal Dampak Fenomena La Nina Bagi Indonesia

Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta mempersiapkan langkah antisipasi, sembari berharap bahwa intensitas fenomena ini tidak semakin menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×