Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini Kemenkes tengah menguji coba penggunaan sertifikat vaksinasi dan PCR test secara digital pada perjalanan dalam negeri. Uji coba akan mulai dilakukan pada rute penerbangan Jakarta – Bali dan Bali – Jakarta.
“Karena yang sifatnya kertas, banyak pemalsuannya. Baik itu laporan PCR dan yang kami takuti nanti sertifikat vaksinasi juga bisa dipalsukan. Untuk itu kami sudah kerjasama dengan Angkasa Pura II melakukan pilot project 5 Juli sampai 12 Juli untuk penerbangan Jakarta-Bali dan Bali-Jakarta bahwa sertifikat vaksinasi dan sertifikat PCR bisa dilakukan secara digital karena datanya ada di Kementerian kesehatan,” ujar Budi saat konferensi pers virtual, Minggu (4/7).
Nantinya, setiap orang yang cek in di Angkasa Pura II bisa menunjukkan QR Code dari aplikasi pedulilindungi atau memasukkan NIK nya.
“Nanti langsung akan dicek oleh sistem apakah dia sudah divaksinasi di aplikasi pedulilindungi dan juga dicek oleh sistem apakah PCR nya juga ada laporannya karena data laporan tes PCR dari 743 lab sudah terkoneksi di kementerian kesehatan,” jelas Budi.
Dengan demikian, proses pemeriksaan diharapkan bisa lebih efisien, lebih cepat dan lebih aman dan terhindar dari pemalsuan.
Baca Juga: Simak langkah Kemenkominfo untuk sukseskan PPKM Darurat
“Kita bisa gunakan pedulilindungi ini platform untuk pengembangan sistem digitalisasi penanganan Covid-19,” jelas dia.
Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga terus bersinergi dalam penanganan Covid-19.
Salah satunya melalui upaya integrasi data untuk mencegah pemalsuan sertifikat vaksinasi maupun sertifikat PCR test atau tes antigen.
“Pertama, integrasi data menjadi satu kesatuan untuk kita ke depan memastikan program-program pemerintah tepat sasaran,” ucap Erick.
Kedua, integrasi data akan memberikan service dari bandara, kereta api, pelabuhan feri dan lainnya dapat terkoneksi. Sebab hal ini menjadi salah satu upaya menjaga customer experience supaya masyarakat tidak bingung dalam melakukan perjalanan.
“Ketiga, bagaimana nanti test dan tracing, paspor dari vaksin dan lain lainnya menjadi satu kesatuan sehingga kita bisa memantau untuk memastikan ketepatan data-data untuk menangani situasi pandemi Covid-19,” pungkas Erick.
Selanjutnya: PPKM darurat, penerbangan AirAsia Indonesia tak beroperasi satu bulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News