Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat premi risiko investasi alias Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia kembali melandai dan stabil di level 70-an. Diperkirakan masih berpotensi turun pada akhir tahun 2024.
Sebelumnya, pada 16 April 2024 CDS Indonesia berada di level tertingginya sepanjang tahun ini di level 80,47. Setelahnya, cenderung melandai dan per Kamis (6/6) CDS 5 tahun Indonesia berada di 71,72.
Baca Juga: CDS 5 Tahun Indonesia Melandai dan Stabil di Level 70-an, Ini Pendorongnya
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa jika dilihat dari tren CDS dalam satu bulan terakhir, terlihat level CDS cenderung stabil di kisaran 70-73 yang menandakan stabilnya risiko di pasar domestik.
Hal itu juga tercermin dari pergerakan yield obligasi IDR yang cenderung kembali ke level di bawah 7% di bulan Mei lalu.
"Stabilnya CDS ini sejalan dengan meredanya tekanan global akibat indikator-indikator ekonomi AS yang melonggar dan melambat, termasuk di dalamnya tingkat inflasi dan pengangguran AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/6).
Baca Juga: Intervensi BI Atas Rupiah Menurunkan CDS Indonesia
Josua menilai, CDS berpotensi mengalami penurunan pada akhir tahun. Ini mengingat pada akhir tahun The Fed sudah mulai mempersiapkan pemotongan suku bunga, yang pada gilirannya membantu penurunan CDS negara berkembang.
"Potensi penurunan CDS ini diakibatkan oleh potensi peningkatan sentimen riks-on pasca rapat FOMC," sebutnya.
Meski alami penurunan, tetapi untuk jangka pendek investor diperkirakan masih akan cenderung berhati-hati. Hal itu lantaran ketidakpastian global yang masih tinggi.
Perubahan arah suku bunga dan tensi geopolitik masih akan menjadi pertimbangan para investor untuk masuk ke pasar domestik.
Baca Juga: Tingkat Risiko Investasi di Indonesia Turun, Saatnya Dana Asing Masuk Kembali?
Secara gradual para investor memang sudah mulai masuk ke pasar obligasi domestik dalam dua bulan terakhir ini.
"CDS diperkirakan masih akan stabil di kisaran 68-73 di jangka pendek," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News