Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Seiring tekanan berat yang mengikis nilai tukar rupiah, cadangan devisa (cadev) Indonesia pun ikut tergerus. Berdasar data yang dirilis Bank Indonesia (BI), cadev di akhir Juli 2015 sebesar US$ 107,6 miliar, turun US$ 400 juta dibandingkan posisi akhir Juni 2015 yang mencapai US$ 108 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, cadangan devisa tergerus akibat peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu cadev juga menyusut karena digunakan untuk stabilitas nilai tukar rupiah untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.
Di sisi lain, kata Tirta, kenaikan penerimaan devisa yang bersumber dari penerbitan Euro Bond pemerintah, mampu menahan penurunan lebih lanjut.
Jumlah cadangan devisa per akhir Juli 2015 masih cukup untuk membiayai 7 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah ini berada di atas standar kecukupan internasional, sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," jelas Tirta di Jakarta, Jumat (7/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News