Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Jumlah cadangan devisa bulan Juni lalu turun dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu karena kebutuhan valuta asing (valas) meningkat, terutama untuk kebutuhan pembayaran utang yang jatuh tempo.
Meski demikian, Bank Indonesia (BI) memperkirakan jumlah cadangan devisa bakal kembali meningkat. Hal itu seiring bertambahnya aliran dana yang masuk ke dalam negeri.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, dalam waktu dekat pemerintah akan merealisasikan penerbitan samurai bond. Jika itu terealisasi, maka akan menambah valas yang ada di dalam negeri.
Selain itu, Agus juga optimistis penerimaan negara dari ekspor bakal naik. Itu ditunjukkan dengan upaya pemerintah membuka pasar ekspor baru. "Apalagi, kita melihat selama tiga hari terakhir, dana masuk dari investor itu besar," ujar Agus, Rabu (8/7) di Istana Negara, Jakarta.
Lebih lanjut Agus melihat kondisi itu akan memperkuat posisi nilai tukar rupiah. Meskipun dalam beberapa bulan terakhir, mata uang garuda masih konsisten berada di level Rp 13.300 per dollar AS.
Agus menilai, tekanan di pasar keuangan domestik relatif lebih baik. Meskipun, saat ini pasar keuangan global masih mengalami guncangan.
Salah satu indikator yang menjadi acuan BI dalam melihat kualitas nilai tukar adalah nilai Credit Default Swap (CDS). CDS merupakan suatu indikator yang menunjukkan kondisi pasar keuangan suatu negara, berdasarkan potensi gagal bayar atas utang valas-nya.
Agus bilang, saat ini nilai CDS Indonesia tidak jauh berbeda dengan India yang berada di kisaran 170. Sebagai perbandingan, bisa dilihat CDS Yunani yang naik dari 1.000 menjadi 7.000. Seperti kita ketahui, Yunani memang telah divonis gagal bayar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News