Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memandang penurunan cadangan devisa (cadev) pada September 2019 ini disebabkan oleh penggunaan cadev yang lebih besar daripada penerimaannya.
Sebelumnya, perolehan cadev Indonesia pada akhir September 2019 adalah sebesar US$ 124,3 miliar. Anjlok hingga US$ 2,1 miliar dari bulan Agustus 2019 yang sebesar US4 126,4 miliar.
Baca Juga: Cadev September turun, IHSG berbalik arah turun 0,50% pada sesi I
Penerimaan cadev pada bulan September 2019 yang cenderung terbatas tersebut salah satunya disebabkan oleh tidak adanya pencairan utang luar negeri pemerintah.
Di sisi lain, ada juga peningkatan pengeluaran pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang menggunakan cadev, terutama untuk pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah, serta untuk keperluan intervensi stabilisasi nilai tukar.
"Nilai tukar kita volatile. Ini disebabkan oleh keluarnya modal asing kita pada pekan lalu hingga sebesar Rp 1 triliun," ujar Direktur Riset CORE Piter Abdullah kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).
Meski begitu, posisi cadev Indonesia pada saat ini dinilai masih aman dan tidak perlu dikhawatirkan. Piter juga memandang tidak perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menggenjot cadev.
Baca Juga: BI: Cadangan devisa (cadev) Indonesia turun US$ 2,1 miliar di September
Hingga akhir tahun, Piter memperkirakan posisi cadev akan kembali meningkat pada akhir tahun, meski peningkatannya tidak akan terlalu besar.
Namun, ini juga diiringi dengan asumsi tidak ada banyak tekanan terhadap rupiah dan juga ada aksi Pemerintah untuk mengambil kebijkaan front loading utang luar negeri untuk APBN 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News