kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$ 148,7 Miliar, Ekonom: Tekanan Bersifat Sementara


Selasa, 07 Oktober 2025 / 20:46 WIB
Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$ 148,7 Miliar, Ekonom: Tekanan Bersifat Sementara
ILUSTRASI. Ekanan terhadap cadangan devisa Indonesia pada September 2025 yang turun jadi US$ 148,7 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya US$ 150,7 miliar./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/02/2021.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tekanan terhadap cadangan devisa Indonesia pada September 2025 yang turun jadi US$ 148,7 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya US$ 150,7 miliar pada Agustus, dinilai wajar dan bersifat sementara. 

Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menjelaskan, penurunan tersebut terjadi seiring dengan keluarnya dana asing (capital outflow) dari pasar keuangan domestik, terutama di pasar surat utang negara (SUN).

“Untuk periode bulan September memang ada capital outflow yang cukup jelas, terutama di pasar surat utang negara, sebagai implikasi dari perkembangan global yang penuh ketidakpastian,” ujar Myrdal kepada Kontan, Selasa (7/10).

Baca Juga: Cadangan Devisa RI Menyusut, Menkeu Purbaya Tak Khawatir

Menurut Myrdal, tekanan terhadap pasar keuangan Indonesia juga diperparah oleh faktor domestik. Ia menyebut, dinamika politik dan ekonomi dalam negeri, terutama terkait pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudi Sadewa, sempat mengejutkan pelaku pasar dan memicu aksi jual oleh investor.

“Pelaku pasar banyak yang shock terkait dinamika pemerintahan, terutama pergantian posisi Menteri Keuangan. Ini menimbulkan shock tambahan di pasar keuangan,” kata Myrdal.

Selain itu, keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan (BI Rate) juga ikut mendorong keluarnya sebagian dana asing, karena imbal hasil aset rupiah menjadi kurang menarik dibanding negara lain.

Bersamaan dengan itu, pada September juga terdapat periode pembayaran utang luar negeri pemerintah per triwulan dan pembayaran rutin impor, sehingga kebutuhan devisa meningkat tajam.

“Jadi wajar kalau cadangan devisa kita menurun cukup besar pada periode tersebut,” ujarnya.

Surplus Perdagangan dan Arus Modal Masuk Jadi Penopang

Meski demikian, Myrdal optimistis cadangan devisa akan kembali meningkat dalam beberapa bulan ke depan.

Optimisme ini ditopang oleh beberapa faktor fundamental, antara lain surplus neraca perdagangan yang masih konsisten, defisit transaksi berjalan yang rendah, serta potensi kenaikan arus investasi asing langsung (FDI).

Baca Juga: Rupiah Menguat pada Hari Ini (7/10) Saat Cadangan Devisa Turun Tiga Bulan Beruntun

Ia juga memperkirakan bahwa langkah pelonggaran kebijakan moneter global, khususnya dari The Fed yang kemungkinan kembali menurunkan suku bunga, dapat mendorong arus modal asing kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia.

“Kalau The Fed menurunkan suku bunga lagi di akhir tahun, ada kemungkinan flow modal kembali masuk ke pasar surat utang maupun pasar saham Indonesia,” jelasnya.

Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, Myrdal memperkirakan posisi cadangan devisa Indonesia bisa kembali naik dan mencapai sekitar US$ 156,1 miliar pada akhir 2025, dan rupiah bisa menguat ke level Rp 16.500 seiring dengan ekspektasi penurunan Fed Rate.

Menurutnya, tren perbaikan cadangan devisa akan berjalan seiring dengan stabilisasi nilai tukar rupiah dan membaiknya sentimen investor terhadap pasar keuangan domestik.

Selanjutnya: WTO Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Perdagangan Global 2026 Jadi 0,5% Dampak Tarif Trump

Menarik Dibaca: Rekomendasi Cushion Flawless dari Studio Tropik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×