kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Cadangan Devisa Pada September Diperkirakan Meningkat, Ini Faktor Pendorongnya


Minggu, 06 Oktober 2024 / 12:45 WIB
Cadangan Devisa Pada September Diperkirakan Meningkat, Ini Faktor Pendorongnya
ILUSTRASI. Cadangan devisa Indonesia pada September 2024 diperkirakan meningkat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/18.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia pada September 2024 diperkirakan meningkat, sejalan dengan tren nilai tukar rupiah pada periode tersebut yang menguat bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan, cadangan devisa Indonesia pada September 2024 tetap tinggi di kisaran US$ 150 miliar, atau lebih tinggi bila dibandingkan Agustus 2024 yang sebesar US$ 145,4 miliar.

Ia membeberkan, cadangan devisa pada September 2024 masih meningkat sejalan dengan kondisi nilai tukar rupiah pada September 2024 secara rata-rata menguat dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Otot Rupiah Menanti Kebijakan Fiskal Pemerintah Baru

“Penguatan nilai tukar rupiah juga didorong oleh adanya aliran masuk modal asing. Sehingga, kebutuhan intervensi pasar diperkirakan terbatas. Selain itu, global bonds yang mature di bulan September juga cenderung rendah. Dengan perkembangan tersebut, maka diperkirakan cadangan devisa bulan September, tetap tinggi,” tutur Banjaran kepada Kontan, Jumat (4/10).

Ke depan, Banjaran memperkirakan nilai tukar rupiah akan cenderung fluktuatif, seiring dengan meningkatnya volatilitas yang terjadi akibat ketegangan tensi geopolitik antara Iran dan Israel yang meluas dan berlanjut.

Di samping itu, tekanan eksternal terhadap nilai tukar rupiah juga datang disebabkan dari China  yang memberikan insentif fiskal bazooka sebesar US$ 1,4 triliun untuk mendorong perekonomian di negara tersebut.

“Sentimen tersebut direspons positif oleh pasar, sehingga memberikan ruang pergeseran aset dari emerging market ke China di bulan ini,” ungkapnya.

Kabar insentif tersebut, kata Banjaran, sebelumnya telah mendorong kenaikan yang relatif signifikan di pasar modal China, seperti indeks SSEC (Shanghai) yang ditutup menguat 17,39% MtM pada akhir September 2024.

Baca Juga: BI Prediksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan Capai 0,1%-0,9% PDB di 2024

Faktor eksternal tersebut tentunya memberikan tekanan bagi nilai tukar rupiah dan diperkirakan bergerak fluktuatif di rentang Rp 15.085 hingga Rp Rp15.685 per dolar AS di bulan Oktober 2024.

“Dengan perkiraan tersebut, maka cadangan devisa ke depan diperkirakan sedikit turun namun tetap tinggi,” tandasnya.

Selanjutnya: Perbaikan Kinerja Bikin Saham di Sektor Kesehatan Makin Sehat

Menarik Dibaca: Jenis Kopi yang Aman untuk Penderita Asam Lambung, Coba Yuk!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×