kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan devisa Oktober 2020 turun lagi, ini kata ekonom Bank Mandiri


Jumat, 06 November 2020 / 18:32 WIB
Cadangan devisa Oktober 2020 turun lagi, ini kata ekonom Bank Mandiri
ILUSTRASI. Cadangan devisa Oktober 2020 turun lagi, ini kometar ekonom Bank Mandiri


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Setelah tergerus US$ 1,8 miliar pada September 2020, posisi cadangan devisa Oktober 2020 kembali tergerus.

Bank Indonesia (BI) menyebut, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 sebesar US$ 133,7 miliar, atau turun US$ 1,5 miliar dari posisi akhir September 2020 yang sebesar US$ 135,2 miliar.

Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, penurunan cadangan devisa pada periode tersebut memang disebabkan oleh faktor seasonal, tentang kewajiban pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Meski menurun, Andry masih melihat kalau cadangan devisa masih dalam posisi yang kuat. Apalagi, posisi cadangan devisa masih setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca Juga: Cadangan devisa turun jadi US$ 133,7 miliar di Oktober, imbas bayar utang luar negeri

Dengan kondisi tersebut dan melihat kondisi terkini, Andry optimistis kalau ke depan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) bisa menyusut.

“Bahkan, masih akan ada momentum untuk nilai tukar rupiah kembali meningkat,” ujar Andry dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (6/11).

Hal ini juga diperkuat dengan perekonomian yang sudah mulai menunjukkan taringnya dan telah melewati titik terendah, setelah adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penyaluran stimulus program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang semakin masif, juga kebijakan moneter yang akomodatif.

Baca Juga: Apa itu resesi ekonomi dan dampaknya yang resmi dialami Indonesia?

Tak hanya itu, kasus harian Covid-19 juga nampak menurun. Belum lagi, ada vaksin Covid-19 yang sedang disiapkan oleh pemerintah sehingga bisa menjadi tambahan katalis positif untuk kepercayaan pasar.

“Dengan pasar yang semakin percaya, ini akan membawa tambahan arus modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia,” tambah Andry.

Hal lain yang mendukung masuknya arus modal asing adalah adanya Omnibus Law yang diharap mampu memperkuat masuknya investasing asing langsung (FDI).

“Kondisi-kondisi tersebut akan memperkuat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), juga stabilitas nilai tukar rupiah,” ujarnya.

Akan tetapi, Andry juga mewanti-wanti kalau masih ada risiko yang datang, terutama dari eksternal. Seperti masih adanya kasus Covid-19 harian baru di negara-negara Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang menyebabkan lockdown di beberapa daerah.

Baca Juga: Tengok proyeksi pengaruh sentimen hasil pemilu AS ke emas dan pasar obligasi

Kabar baiknya, ini tak akan terlalu memberi dampak terhadap perekonomian Indonesia karena negara China yang merupakan mitra dagang utama Indonesia sudah mulai menunjukkan perbaikan perekonomian.

Lebih lanjut, Andry memprediksi kalau CAD di kuartal III-2002 ini berpotensi surplus di kisaran 0,7% hingga 0,8% produk domestik bruto (PDB) dan CAD di sepanjang tahun akan bergerak di kisaran -1,00% hingga 0,00% PDB.

Nilai tukar rupiah pun akan semakin stabil dan diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 14.296 di akhir tahun 2020.

Selanjutnya: Sri Mulyani: Perekonomian kuartal III-2020 menunjukan pemulihan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×