Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia untuk bulan Februari 2021 diprediksi turun jika dibandingkan bulan sebelumnya. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, cadangan devisa untuk bulan lalu diproyeksi berada dalam kisaran US$ 136 miliar hingga US$ 137 miliar.
Sekedar mengingatkan, cadangan devisa Indonesia di bulan Januari lalu menyentuh level tertingginya di US$ 138,0 miliar
“Penurunan cadangan devisa tersebut terindikasi dari aliran modal asing pada bulan Februari 2021 yang cenderung keluar dari pasar keuangan domestik,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (3/3).
Ini terlihat dari kepemilikan asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) di pasar obligasi yang turun sekitar US$ 1,06 miliar. Hal tersebut terjadi karena tren kenaikan yield US Treasury sebesar 34 basis poin (bps).
Kenaikan yield US Treasury mendorong peningkatan yield obligasi global, termasuk yield Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing-masing naik 55 bps dan 40 bps sepanjang bulan Februari 2021 lalu.
Baca Juga: Ada capital outflow, Bank Mandiri proyeksi cadangan devisa bulan Februari turun
Penurunan cadangan devisa juga terindikasi dari penyerapan valuta asing (valas) lewat lelang TD valas perbankan sepanjang bulan lalu yang cenderung menurun dibandingkan bulan Januari 2021.
Selain itu, hasil lelang SBBI valas yang terserap di bulan lalu pun cenderung menurun dari hasil lelang bulan sebelumnya.
Meski cadangan devisa diperkirakan turun, Josua melihat nilai tukar rupiah masih masih bergerak stabil di level Rp 14.029 per dolar Amerika Serikat (AS) di bulan lalu. Ini mengindikasikan, volatilitas nilai tukar rupiah turun pada bulan Februari silam.
Selanjutnya: Begini proyeksi ekonom BCA soal cadangan devisa di bulan Februari 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News