Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia kembali mencatatkan rekor tertingginya sepanjang sejarah.
Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa per akhir Januari 2025, cadangan devisa mencapai US$ 156,1 miliar, meningkat dari posisi akhir Desember 2024 yang sebesar US$ 155,7 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa kenaikan cadangan devisa tersebut antara lain didorong oleh penerbitan global bond pemerintah.
Baca Juga: Meski Cetak Rekor, Cadangan Devisa Indonesia Masih Rentan
Pada bulan lalu, pemerintah menerbitkan surat utang sebesar US$ 2 miliar dan US$ 1,4 miliar. Selain itu, peningkatan cadangan devisa juga berasal dari penerimaan pajak dan jasa, serta kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah.
Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini juga berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor.
Kepala Ekonom BCA, David Sumual, memperkirakan bahwa tren peningkatan cadangan devisa masih berpotensi berlanjut.
Baca Juga: Emas Dorong Cadangan Devisa RI Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Faktor utama yang dapat mendorong kenaikan tersebut adalah penerapan aturan revisi Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA), yang mewajibkan eksportir menyimpan DHE SDA di perbankan dalam negeri selama satu tahun sebesar 100%.
Namun, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai. Pertama, banyaknya global bond pemerintah yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Kedua, berkurangnya penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) baru serta menurunnya kepemilikan asing terhadap instrumen tersebut.
Ketiga, tekanan eksternal akibat kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan oleh Donald Trump serta potensi perang dagang yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menambahkan bahwa berbagai faktor global, seperti risiko perang dagang, perang mata uang, stagnasi ekonomi China, serta kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), turut mempengaruhi dinamika cadangan devisa Indonesia.
Baca Juga: Kenaikan Cadangan Devisa RI Diprediksi Melambat Usai Cetak Rekor US$ 150,2 Miliar
Josua memproyeksikan cadangan devisa Indonesia pada akhir 2025 akan berada di kisaran US$ 152 miliar hingga US$ 156 miliar, sedikit berubah dibandingkan dengan posisi akhir 2024 yang sebesar US$ 155,72 miliar.
Selain itu, ia juga memperkirakan nilai tukar rupiah akan terdepresiasi ke kisaran Rp 16.300-Rp 16.700 per dolar AS pada akhir 2025, dari Rp 16.102 per dolar AS pada akhir 2024.
Selanjutnya: Kode Redeem FF Hari ini 8 Februari 2025, Reward Apa Saja yang Berhasil Diklaim?
Menarik Dibaca: 5 Ciri-Ciri Rambut Sehat, Salah Satunya Mudah Disisir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News