kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga deposito dibatasi, beban APBN kian ringan


Rabu, 24 Februari 2016 / 20:43 WIB
Bunga deposito dibatasi, beban APBN kian ringan


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bagi pemerintah, pembatasan bunga deposito dana mereka yang diparkir di perbankan akan mempengaruhi pembiayaan. Jika bunga deposito turun, maka biaya atas penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) juga mengecil, karena yield akan ikut turun.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih memperkirakan, akan banyak orang yang akan memindahkan dananya dari deposito ke instrumen lain, salah satunya SBN. Tetapi bagi orang yang membutuhkan dana yang lebih likuid, bisa saja tetap menyimpannya dalam bentuk deposito.

Adanya potensi peralihan ini akan memberikan dampak yield SBN yang turun. Bukan cuma SBN saja sebetulnya, tetapi juga obligasi yang diterbitkan korporasi.

Dengan yield yang lebih rendah, maka biaya penerbitan SBN akan semakin murah. "Dampaknya akan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," kata Lana, Rabu (24/2).

Dalam postur anggaran pembiayaan merupakan upaya untuk menambal defisit akibat belanja yang lebih besar dari penerimaan negara. Jika biaya pembiayaan semakin rendah, maka ruang untuk meningkatkan pembiayaan itu sendiri bisa lebih besar.

Namun Lana tidak terlalu yakin dengan kemungkinan tersebut. Mengingat kebijakan pembatasan bunga deposito belum tentu berefek pada penurunan bunga kredit.

Hanya saja, ekonom Bank Permata Josua Pardede pemerintah juga akan posisi SBN memang akan ada diatas angin. Apalagi dengan adanya dampak dari kebijakan suku bunga negatif di beberapa negara, salah satunya Jepang.

Hot money dari negara yang menerapkan suku bunga rendah atau negatif itu, akan mengalir ke negara emerging termasuk Indonesia. Ini akan membuat permintaan akan SBN juga meningkat. Mengingat, jumlah kepemilikan SBN dari investor asing cukup besar.

Menteri koordinator bidang perekonomian Darmin Nasution sendiri mengatakan, tujuan dari kebijakan ini bukan menyelamatkan anggaran negara. Melainkan, untuk mendorong suku bunga kredit turun menjadi 9%.

Dengan bunga kredit yang rendah maka akan semakin lebar ruang untuk pertumbuhan ekonomi. Sebab, diharapkan demand atas kredit akan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×