Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mencatat realisasi penyerapan jagung petani baru mencapai 48.449 ton, dari target penugasan yang diberikan pemerintah mencapai 1 juta ton di tahun 2025.
KADIV Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik, Bulog Rini Andrida mengatakan, pengadaan terbesar untuk jagung ini berada di sentra produksi Lampung yang mencapai 19.088 ton.
"Realisasi pengadaan jagung yang sudah diserap 48.449 ton dan terbesar ada di wilayah Lampung," kata Rini dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Senin (16/6).
Secara rinci, Rini menjabarkan realisasi penyerapan ini tersebar di beberapa wilayah sentra di Indonesia. Pengadaan jagung juga dibantu langsung oleh Polri yang tersebar di beberapa daerah sentra produksi.
Baca Juga: Persyaratan Kadar Air Untuk Jagung Dirubah, Petani Akui Kadar Air 14% Memberatkan
Rini mencatat, realisasi penyerapan dari Riau dan Kepri mencapai 2 ton, Jambi 3,32 ton, Lampung 19.088 ton, Jawa Barat 26,19 ton, D.I Yogyakarta 117,42 ton, Jawa Timur 507,96 ton.
Kemudian, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara 0,6 ton, Kalimantan Tengah 4,03 ton, Sulawesi Utara dan Gorontalo 4.556 ton, Sulawesi Tenggara 2,15 ton dan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 4.062 ton.
Selanjutnya, Nusa Tenggara Barat 18.967 ton, Nusa Tenggara Timur 201,7 ton, Maluku dan Maluku Utara 8,9 ton.
Di sisi lain, Bulog mencatat realisasi penyaluran jagung terbesar mencapai 50.489 ton dengan realisasi penyaluran terbesar ada di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Saat ini secara total stok cadangan jagung pemerintah capai 87.310 ton," pungkasnya.
Baca Juga: Bakal Serap 1 Juta Ton pada 2025, Bulog Siap Beli Jagung Petani Rp 5.500/kg
Sebelumnya, Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk membeli jagung petani dengan harga Rp 5.500/kg pada periode musim panen raya jagung pada tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut pada tahun ini Bulog ditugaskan untuk menyerap sebanyak 1 juta ton jagung.
Dalam rangka percepatan itu, Pemerintah juga menetapkan persyaratan rafaksi, dimana jagung yang bisa dibeli Bulog harus memenuhi persyaratan kadar air maksimal 18-20%. Persyaratan ini diubah dari sebelumnya kadar air jagung ditetapkan maksimal 14%.
"Dulu sudah disepakati untuk dibeli Rp 5.500 cuma ada kendala, maka disepakati tadi diperlukan rafaksi antara 18-20% untuk kadar air jagung agar bisa dibeli Rp 5.500/kg," kata Zulhas dalam Konferensi Pers di Kantornya, Kamis (12/6).
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyiapkan anggaran pembelian jagung.
Menurutnya, untuk memenuhi target penyerapan jagung petani sebesar 1 juta ton, maka Bulog perlu suntikan anggaran sebesar Rp 6 triliun.
"Nah Bulog akan bisa bekerja kalau sudah ada anggarannya, anggarannya belum ada. Jadi kita minta (Kemenkeu), ya sudah ada dirjen anggaran di sini," ujarnya.
Selanjutnya: Perkuat Pasar Asia, Total Energies Tambah Saham di Perusahaan Gas Malaysia
Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News