kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bulog optimistis tak ada impor di 2013


Jumat, 04 Januari 2013 / 07:07 WIB
Bulog optimistis tak ada impor di 2013
ILUSTRASI. Proyek milik Perdana Gapuraprima (GRPA)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Perusahaan Umum (Perum) Bulog optimistis tahun ini tidak perlu membuka keran importasi beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Bulog bakal memaksimalkan penyerapan beras dari petani.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso menyebutkan, dengan stok beras di awal tahun 2013 sebanyak 2,3 juta ton dan pengadaan dalam negeri digenjot sampai 3,5 juta ton tahun ini, impor tidak perlu dilakukan. "Kebijakan impor atau tidak impor sangat bergantung pada pengadaan dalam negeri, supply dan demand, ramalan produksi dan stok beras yang dimiliki Bulog," katanya, Kamis (3/1).

Sutarto menegaskan, penyerapan beras di dalam negeri menjadi prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan beras sepanjang tahun 2013. Impor menjadi opsi terakhir ketika penyerapan beras dari petani tidak mencukupi kebutuhan dan terjadi bencana alam.

Itu sebabnya, rencana pengadaan beras impor tahun lalu yang semula ditargetkan sebanyak satu juta ton dipangkas menjadi 720.000 ton. Pertimbangannya, produksi beras dari petani masih bisa terus ditingkatkan. "Sehingga, tahun ini, impor beras akan berhenti di angka 670.000 ton. Ini sudah diberitahukan juga ke kementerian terkait," ungkap Sutarto.

Soal stok beras, Sutarto memastikan gudang-gudang beras milik Bulog dalam kondisi stabil yang dengan total simpanan mencapai 2,3 juta ton. Terkait audit impor beras sepanjang tahun lalu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), ia mengaku belum menerima hasilnya.

Asal tahu saja, pada tahun lalu, Bulog menyatakan tidak akan mendatangkan beras dari luar negeri. Nyatanya,  janji itu justru bertolak belakang dengan fakta. Hal ini memicu reaksi dari kalangan legislator di Senayan lantaran impor terjadi saat produksi beras nasional terus naik.

Akhirnya, BPK melakukan audit impor beras Bulog setelah menerima rekomendasi dari Komisi IV DPR. Anggota BPK, Ali Masykur Musa, beberapa waktu yang lalu mengatakan, audit impor beras dilakukan sejak Agustus 2012.  BPK menjanjikan hasil pemeriksaan terhadap kebijakan kontroversi itu akan diumumkan akhir tahun 2012.

Sayang, hingga awal tahun ini, belum juga ada tanda-tanda audit impor beras yang baru pertama kali dilaksanakan itu rampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×