kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bulog Jadi Agen Pemasaran Seluruh Produksi Gula PTPN dan RNI


Kamis, 07 Mei 2009 / 08:38 WIB


Reporter: Uji Agung Santosa |

JAKARTA. Perum Bulog akan kembali menjadi agen distribusi gula seluruh hasil produksi gula Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) maupun PT RNI. Kerjasama antar perusahaan plat merah tersebut akan mulai dijalankan pada bulan Mei 2009 ini dengan kontrak mengikat bisnis to bisnis.

Deputi Bidang Agro Industri Kementerian Negara BUMN Agus Pakpahan mengatakan kerjasama ini melanjutkan keberhasilan kerjasama serupa yang dilakukan oleh Bulog, RNI dan PTPN dalam penyaluran stok gula selama 3 bulan sebesar 315.000 ton pada Oktober tahun lalu sehingga harga gula baik di tingkat petani produsen maupun konsumen menjadi stabil.

“Kita ingin melanjutkan kerjasama sinergis antar BUMN. Itu untuk menjawab persoalan bagaimana harga di tingkat konsumen yang wajar dicapai dan petani mendapatkan kepastian harga yang stabil sepanjang tahun,” kata Agus di Jakarta, Rabu (6/5). Dengan kerjasama ini maka diharapkan sepanjang 2009 tidak ada lagi istilah harga rendah saat musim produksi dan harga tinggi saat gula berada di pedagang. Dengan mekanisme ini maka harga gula, menurut Agus diperkirakan akan bertahan pada kisaran harga Rp 7.000 per Kg.

Agus melanjutkan, inovasi untuk stabilisasi harga ini tidak akan menggunakan dana pemerintah seperti misalnya untuk pengadaan khusus, namun akan digunakan mekanisme B to B. Bahkan menurutnya, kerjasama tidak hanya dalam distribusi dan tata niaga gula saja melainkan bagaimana meningkatkan sistem industri gula secara keseluruhan, bagaimana re- investasi pabrik gula dan memperbaiki produk.

“Sekarang kita tergetkan, standar nasional Indonesia (SNI) bisa dijalankan untuk setiap pabrik gula,” katanya. Tahun lalu, sekitar 7% dari pabrik gula milik pemerintah belum bisa menerapkan SNI, nah pada tahun ini 100% harus bisa menerapkannya. Keikutsertaan Bulog disini adalah sebagai agen karena dianggap memiliki jaringan distribusi, namun begitu Bulog juga diperbolehkan untuk menjadi distributor sampai lini 3.

Selain seluruh produksi PTPN dan RNI, Agus tetap membuka kesempatan bagi gula produksi petani swasta untuk ikut ambil bagian dalam kerjasama ini. “Kalau petani berkehendak lebih baik, tapi jika petani melihat ada cara yang lebih baik yang mereka dapatkan kita tidak bisa halangi. Untuk sementara skim kemitraaan ini hanya gula milik BUMN. Draf kontraknya sudah selesai,” katanya.

Ia menjelaskan, saat ini produksi nasional gula mencapai 2,8 juta ton per tahun dan total gula yang akan disalurkan Bulog sekitar 900.000 ton. “Total produksi 2,8 juta ton pertahun. Share BUMN 60% dari produksi nasional, nah dari bagian itu bagian PTPN 34% yang akan disalurkan oleh Bulog. Bulog hanya akan mendapat jasa operasional sehingga ada efesiensi,” katanya.

Mekanisme ini juga dilakukan untuk menciptakan tata niaga gula baru yang saat dianggap belum sehat. Agus mengatakan, saat ini ada keterbatasan sistem dimana konsep persaingan sempurna tidak terpenuhi. “Buktinya 2 perusahaan menguasai 40% pasar gula dalam negeri. 40% swasta dan BUMN 60%. Oleh karena itu dengan fenomena seperti itu harus ada kebijakan khusus dari koorporasi,” katanya.

Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar membenarkan hal tersebut, namun dia tidak mau menjelaskan lebih detail mengenai kontrak antara BUMN tersebut. “Kontrak baru dalam jumlah yang lebih besar karena seluruh produksi gula PTPN dan RNI akan dipasarkan dengan ke-agenan Bulog,” katanya.

Ia mengatakan, pada kontrak terdahulu dilakukan untuk menyelamatkan produsen dengan harga gula yang jatuh, sehingga perlu ditingkatkan untuk jumlah yang lebih besar lagi. “Jumlahnya sekitar 800.000-900.000 ton untuk tahun 2009. Bulan Mei akan jalan,” katanya. Namun menurutnya ada beberapa masalah yang harus diputuskan dalam konsep kontrak termasuk masalah harga.

Ia membantah bahwa ini adalah langkah Bulog untuk memonopoli pasar gula, karena Bulog hanya mengambil 34% dari 100% produksi gula petani, PTPN dan RNI. “Masih 66% lagi ditangan petani, petani boleh pilih menjual ke swasta atau memasarkan lewat Bulog,” katanya. Ia menambahkan, seluruh PTPN dan RNI telah menyetujui kerjasama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×