kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,18   -11,31   -1.22%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bujet turun, Komisi IV DPR minta Kementan realistis tetapkan target produksi pangan


Selasa, 07 Juli 2020 / 18:10 WIB
Bujet turun, Komisi IV DPR minta Kementan realistis tetapkan target produksi pangan
ILUSTRASI. Komisi IV DPR meminta Kementerian Pertanian (Kementan) realistis menetapkan target-target produksi komoditas pangan utama di tahun depan.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sudin meminta Kementerian Pertanian (Kementan) realistis dalam menetapkan target-target produksi komoditas pangan utama. Apalagi, di 2021 pagu indikatif yang didapatkan Kementan lebih rendah dari pagu awal di 2020.

"Saya minta target-target ini jangan terlalu berlebihan, yang realistis. Kalau beda produksi 1 juta-2 juta ton itu wajar," ujar Sudin dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian, Selasa (7/7).

Dia pun menyoroti berbagai target produksi komoditas utama di 2021. Salah satunya target produksi bawang putih. Dalam bahan paparan Kementan terkait target produksi komoditas utama dengan kondisi penurunan pagu indikatif 2021 dibandingkan 2020, target produksi bawang putih ditetapkan sebesar 591.000 ton. Melihat ini, Sudin pun mempertanyakan target tersebut.

"Apa mungkin target bawang putih 591.000 ton? Sedangkan data BPS di 2019 cuma 88.000 ton," kat Sudin.

Baca Juga: Kementan telah merealisasikan 44% anggaran hingga awal Juli 2020

Tak hanya bawang putih, Sudin juga mempertanyakan produksi padi yang sebanyak 58,5 juta ton dan jagung sebesar 24,20 juta ton.

"Di 2019 produksi jagung 22 juta ton, target sekarang 24,2 juta ton. Dari mana? Anggarannya saja turun," ujar Sudin.

Target produksi tebu dan kedelai juga tak luput dari perhatian Sudin. Tahun depan, Kementan telah menargetkan produksi tebu sebesar 32,95 juta ton dan produksi kedelai sekitar 420.000 ton. Menurut Sudin, target ini perlu ditinjau lagi mengingat produksi dalam negeri belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi.

Sudin menilai, penetapan target produksi komoditas utama Kementan ini tak dilakukan dengan memperhitungkan gagal panen akibat serangan hama atau faktor lainnya.

"Kalau terjadi puso, serangan hama tikus dan wereng, ini kan tidak dimasukkan ke sini. Cuma hitungan luasan sawah 1 juta dikali 5 ton, berarti 5 juta ton, kurang lebih begitu. Tetapi tidak dihitung musim kemarau atau bagaimana," kata Sudin.

Sudin juga meminta kepada eselon I Kementan tidak hanya mengulang bahkan menaikkan target-target yang sudah ditetapkan di tahun-tahun sebelumnya. Dia berharap, para pejabat Kementan benar-benar menyusun perencanaan, program, dan pencapaian dengan baik.

Sebelumnya, Kementan sudah menetapkan berbagai target produksi komoditas utama di 2021. Bahkan, ada juga target produksi dengan memperhitungkan penurunan pagu indikatif 2021 dibanding 2020.

Kementan menargetkan produksi padi sebanyak 62,5 juta ton di 2021, dengan kondisi penurunan pagu indikatif, target produksi padi menjadi 58,5 juta ton. Target jagung sebesar 25,37 juta ton, menjadi 24,20 juta ton. Bawang putih 622.000 ton menjadi 591.000 ton. Target Produksi kedelai sebesar 510.000 ton menjadi 420.000 ton, hingga target tebu dari 34,31 juta ton menjadi 32,95 juta ton.

Adapun, di 2021 pagu indikatif yang didapatkan Kementan sebesar Rp 18,43 triliun. Padahal, di 2020 pagu awal Kementan sebesar Rp 21,05 triliun, yang akhirnya dipangkas menjadi Rp 14,05 triliun akibat Covid-19.

Baca Juga: Ini target produksi komoditas perkebunan di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×