Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.
BOGOR. Bencana tsunami di Jepang bakal mempengaruhi perekonomian Indonesia. Pasalnya, Jepang adalah salah satu mitra utama Indonesia dalam hubungan ekonomi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menjelaskan ada tiga sektor terkena dampak akibat bencana di negeri Sakura itu. Pertama, kegiatan ekspor impor. Menurut Rusman, Jepang merupakan pangsa pasar ekspor terbesar Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir.
Begitu juga Indonesia merupakan pasar impor Jepang terbesar kedua. "Artinya apa, Jepang memang sangat kita perhitungkan untuk ekspor dan impor," ujar Rusman usai rapat terbatas ketahanan pangan dan pengendalian pangan di Istana Bogor, Senin malam (14/3).
Kedua, sektor pariwisata. Rusman bilang, wisatawan Jepang di Indonesia saat ini menempati posisi terbesar keempat. Ketiga, sektor investasi yang saat ini berada di posisi terbesar keempat.
Menurut Rusman, dampak itu sudah mulai terasa saat ini. Tapi, pemerintah yakin akan mereda lantaran pemerintah Jepang memberikan respons besar untuk mempercepat kegiatan pemulihan. "Sektor riil terganggu tapi tidak berkepanjangan, besar atau tidak dampaknya kita lihat reaksi pemerintah Jepang terhadap pemulihan," kata Rusman.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa berharap dampak bencana Jepang bersifat sementara terhadap Indonesia. Sebab, kata Hatta, setelah membangun kembali infrastrukturnya dan merehabilitasi kondisi pascabencana maka Jepang akan membutuhkan ekspor dari Indonesia. "Jangan salah dari Indonesia bahan-bahan yang dibutuhkan seperti energi dan pangan," katanya.
Selain itu, komitmen investasi Jepang tetap berlanjut. Hatta mengaku dia sudah berbicara dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri soal pembahasan proyek Metropolitan Priority Area (MPA) yang melibatkan pengusaha dan pemerintah Jepang masih tetap berjalan tanggal 17 Maret 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News