Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Belakangan ini beredar di media sosial boikot produk dari Israel, terlebih di momen ramadan ini seruan untuk tak membeli produk kurma asal Israel pun cukup gencar.
Menanggapi hal ini, Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan bahwa Indonesia tidak mengimpor buah kurma dari Israel. Hal tersebut terlihat dari data impor kurma terbesar yang masuk ke Tanah Air menjelang ramadan 2024.
“Tidak ada impor kurma dari Israel. Karena impor terbesar kita adalah dari Tunisia, Mesir, Iran, dan Arab Saudi,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar di Jakarta, Jumat (15/3).
BPS mencatat, nilai impor kurma pada Februari 2024 mencapai US$ 17,18 juta atau meningkat sebesar 25,77% secara bulanan, dibandingkan Januari 2024 yang sebesar US$ 13,66 juta.
Baca Juga: Impor Kurma Indonesia Naik Jadi 11,24 Ribu Ton pada Februari 2024
Amalia mengungkapkan, impor kurma ke Tanah Air paling banyak dilakukan dari Tunisa dengan porsi 29,66% dan nilai mencapai US$ 9,15 juta. Berikutnya, Mesir dengan kontribusi 28,35% dengan nilai US$ 8,74 juta.
Disusul, Iran dengan porsi sebesar 9,30% senilai US$ 2,87 juta dan keempat Arab Saudi sebesar 8,61% dengan nilai US$ 2,66 juta.
“Kalau kita bandingkan dengan Januari – Februari 2023, impor kurma Januari – Februari 2024 masih relatif lebih rendah,” ungkapnya.
Memang jika dilihat, impor kurma di dua bulan pertama tahun 2023 totalnya mencapai 26,02 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 41,86 juta. Sementara di dua bulan pertama 2024 ini, volume impor kurma sebanyak 18,67 ribu ton dengan nilai US$ 30,84 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News