Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
BENGKULU. Kepala Bidang Inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Bengkulu, Nurul Hasanudin, menyebutkan dampak kejutan (shock) kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia hanya terjadi paling lama dua bulan.
"Hasil catatan kami mengenai kenaikan harga BBM menjadi kejutan di masyarakat hanya berlangsung satu hingga dua bulan, selanjutnya masyarakat akan terbiasa," kata Nurul Hasanudin dalam rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Bengkulu, Senin, (24/11/2014).
Ia melanjutkan, kejutan kenaikan harga BBMK terjadi pada bahan makanan, selanjutnya segmen yang paling terdampak adalah buruh karena menurunnya daya beli. Bank Indonesia sendiri menargetkan inflasi berkisar 2,5% maksimal 3%.
Secara umum, inflasi Kota Bengkulu pada triwulan IV 2014 diperkirakan pada kisaran 8,5% (year on year). BPS dan BI mengingatkan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok melalui operasi pasar, dan menjamin ketersediaan pasokan, termasuk peningkatan produktifitas lokal.
Untuk menjaga inflasi, Bank Indonesia, BPS dan Pemprov Bengkulu juga meluncurkan website www.hargabengkulu.com. "Situs ini berguna bagi kepala daerah, dan pejabat daerah untuk mengontrol harga di pasaran, selain itu masyarakat juga dapat juga mengirimkan pesan berupa SMS untuk melaporkan bila terjadi kenaikan harga secara mendadak," ujar Plt. Sekda Bengkulu, Sumardi dalam kegiatan yang sama. (Firmansyah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News