kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.436   10,00   0,06%
  • IDX 7.830   93,49   1,21%
  • KOMPAS100 1.091   12,79   1,19%
  • LQ45 797   8,24   1,04%
  • ISSI 266   3,91   1,49%
  • IDX30 412   3,42   0,84%
  • IDXHIDIV20 479   4,18   0,88%
  • IDX80 121   1,52   1,27%
  • IDXV30 131   2,25   1,75%
  • IDXQ30 133   0,97   0,73%

BPS: Produksi Jagung Kuartal III-2025 Diprediksi Anjlok 21,57%


Jumat, 01 Agustus 2025 / 14:54 WIB
BPS: Produksi Jagung Kuartal III-2025 Diprediksi Anjlok 21,57%
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi jagung nasional bakal merosot tajam pada kuartal III-2025. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/bar


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi jagung nasional bakal merosot tajam pada kuartal III-2025.

Penurunan ini menjadi alarm bagi sektor pertanian, khususnya petani jagung, di tengah potensi gangguan cuaca dan serangan hama.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut potensi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% selama Juli hingga September 2025 diperkirakan hanya mencapai 3,60 juta ton.

Baca Juga: BPS: Produksi Beras Nasional Diprediksi Meningkat 11,17% di Kuartal III-2025

Angka ini turun 0,99 juta ton atau setara 21,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 4,59 juta ton.

“Angka ini masih bersifat sementara dan dapat berubah tergantung kondisi terkini di lapangan, baik dari sisi luas panen maupun produktivitas,” ujar Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).

Tak hanya dari sisi produksi, potensi luas panen jagung juga menurun. BPS mencatat estimasi luas panen pada kuartal III-2025 hanya mencapai 0,61 juta hektare, turun 0,16 juta hektare atau 20,45% dibanding kuartal III-2024.

Pudji menjelaskan bahwa proyeksi luas panen tersebut mencakup seluruh tanaman jagung, termasuk jagung yang dipanen muda atau digunakan sebagai hijauan pakan ternak. Namun, data ini bisa berubah tergantung dinamika di lapangan.

“Perubahan bisa terjadi akibat serangan hama, organisme pengganggu tanaman, banjir, kekeringan, maupun jadwal realisasi panen oleh petani,” jelasnya.

Baca Juga: BPS: Kunjungan Wisman pada Juni 2025 Tembus 1,42 Juta Orang, Terbanyak dari Malaysia

Penurunan ini menandakan tantangan serius bagi keberlanjutan pasokan jagung nasional.

Pemerintah dan pelaku sektor pertanian diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama dalam mitigasi risiko iklim dan gangguan tanaman yang dapat memperparah anjloknya produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×