kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   35.000   1,84%
  • USD/IDR 16.295   40,00   0,25%
  • IDX 7.045   -20,25   -0,29%
  • KOMPAS100 1.022   -2,15   -0,21%
  • LQ45 795   -1,03   -0,13%
  • ISSI 224   -0,62   -0,28%
  • IDX30 416   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 491   -2,15   -0,44%
  • IDX80 115   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,37   -0,31%
  • IDXQ30 136   -0,37   -0,27%

BPS Prediksi Produktivitas Petani Terancam Terganggu di Juni-Juli 2025, Ada Apa?


Senin, 02 Juni 2025 / 13:47 WIB
BPS Prediksi Produktivitas Petani Terancam Terganggu di Juni-Juli 2025, Ada Apa?
ILUSTRASI. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini. BPS mengatakan bahwa bakal ada potensi gangguan terhadap produktivitas petani akibat prediksi curah hujan yang tinggi pada Juni–Juli.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Meski nilai tukar petani (NTP) nasional pada Mei 2025 mengalami kenaikan tipis sebesar 0,07% ke level 121,15, kekhawatiran justru muncul terkait potensi gangguan terhadap produktivitas petani akibat prediksi curah hujan yang tinggi pada Juni–Juli.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memperkirakan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia akan berada pada level tinggi hingga sangat tinggi selama dua bulan ke depan. Kondisi ini dinilai berisiko terhadap keberlangsungan budidaya tanaman pangan, terutama padi, yang sangat bergantung pada kondisi iklim.

“Meski secara umum curah hujan hingga Juli berada dalam kategori rendah hingga menengah dan mendukung budidaya, tetapi sejumlah wilayah dengan prediksi hujan tinggi harus tetap diwaspadai,” ujar Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/6).

Baca Juga: Kesejahteraan Petani Belum Merata, Harga Hortikultura Turun 8,07% per Mei 2025

Dampak dari kondisi cuaca ekstrem ini dapat memperparah fluktuasi luas panen, yang sebelumnya tercatat menurun 3,22% secara tahunan pada April 2025, dari 1,71 juta hektare menjadi 1,65 juta hektare. Penurunan ini menjadi sinyal bahwa tekanan terhadap sektor pertanian belum mereda.

BPS juga mencatat bahwa proporsi lahan pertanian yang berada pada fase pertumbuhan tanaman padi (standing crop) mulai menurun, menyusul panen masif pada Maret dan April. Ini berarti produktivitas ke depan sangat bergantung pada kelancaran fase tanam baru, yang berpotensi terganggu oleh curah hujan ekstrem.

Jika gangguan iklim ini tidak tertangani, maka bukan hanya produktivitas yang terdampak, tetapi juga pendapatan dan kesejahteraan petani, terutama di sektor tanaman pangan yang paling rentan terhadap perubahan cuaca.

Baca Juga: BPS Catat Deflasi 0,37% Pada Mei 2025

Selanjutnya: Kesejahteraan Petani Belum Merata, Harga Hortikultura Turun 8,07% per Mei 2025

Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank Panin di Bulan Juni 2025, Tertinggi 4,25%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×