kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.547.000   -20.000   -1,28%
  • USD/IDR 15.739   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.508   -65,92   -0,87%
  • KOMPAS100 1.158   -12,28   -1,05%
  • LQ45 912   -9,85   -1,07%
  • ISSI 229   -2,10   -0,91%
  • IDX30 469   -4,92   -1,04%
  • IDXHIDIV20 563   -4,57   -0,80%
  • IDX80 132   -1,35   -1,01%
  • IDXV30 140   -1,00   -0,71%
  • IDXQ30 156   -1,40   -0,89%

BPS: Nilai Tukar Petani Naik 0,33% pada Oktober 2024


Jumat, 01 November 2024 / 12:26 WIB
BPS: Nilai Tukar Petani Naik 0,33% pada Oktober 2024
ILUSTRASI. Nilai tukar petani pada Oktober 2024 tercatat capai 120,70, atau naik 0,33%


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani pada Oktober 2024 mencapai 120,70, atau meningkat 0,33% bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, meningkatnya nilai tukar petani dipengaruhi indeks harga diterima petani (It) yang meningkat 0,38% menjadi 145,56 dari bulan sebelumnya. Kemudian dipengaruhi juga oleh indeks harga dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 120,54 menjadi 0,04%.

“Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani secara nasional adalah kelapa sawit, karet, bawang merah dan tomat,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Jumat (1/11).

Peningkatan nilai tukar petani tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,65%. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 160%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani turun 0,06%.

Baca Juga: BPS: Terjadi Inflasi pada Oktober 2024 Sebesar 0,08%

Adapun komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah kelapa sawit, karet dan kelapa.

Sementara itu, penurunan nilai tukar petani terdalam terjadi pada subsektor tanaman pangan yang turun sebesar 0,46%.

“Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,38%, sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat 0,08%,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Amalia menyampaikan, komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang diterima petani pada subsektor ini adalah gabah, jagung, dan ketela pohon.

Baca Juga: BPS Catat BBM non Subsidi Mengalami Deflasi 2 Bulan Beruntun

Selanjutnya: Askrindo Syariah Terima Sertifikat ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan

Menarik Dibaca: Peluncuran Poco C75 Menambah Pilihan Smartphonel Sejutaan, Mulai Dijual Hari Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×