Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, neraca perdagangan Indonesia selama Juni 2018 mencatat surplus sebesar US$ 1,74 miliar. Angka ini juga sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia (BI), yaitu surplus lebih dari US$ 1 miliar.
Angka tersebut disumbang oleh ekspor yang turun 19,8% dibanding bulan sebelumnya menjadi US$ 13 miliar. Sementara impor turun lebih dalam sebesar 36,27% dibanding bulan sebelumnya menjadi US$ 11,26 miliar.
Namun, secara tahunan, keduanya masih mengalami kenaikan, yaitu masing-masing sebesar 4,67% year on year (YoY) dan 12,66% YoY.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor dan impor pada bulan yang bertepatan dengan Lebaran biasa terjadi dan pola ini juga telah terjadi selama dua tahun sebelumnya.
"Penurunan ekspor Juni 2018 adalah sesuatu yang biasa terjadi setiap kita merayakan Lebaran. Terbukti dua tahun sebelumnya pattern-nya biasa. Di Ramadan naik tinggi, turun di lebaran, setelah itu naik lagi. Penurunan impor di Lebaran adalah sesuatu yang biasa," kata Suhariyanto di kantornya, Senin (16/7)
Secara spesifik, penurunan ekspor Juni 2018 secara bulanan disebabkan oleh penurunan ekspor nonmigas sebesar 22,57% karena penurunan pada komoditas kendaraan dan bagiannya, mesin dan peralatan listrik, dan mesin-mesin dan pesawat mekanik. Sementara ekspor migas naik 4,67%.
Begitu juga dengan penurunan impor Juni 2018 secara bulanan, disebabkan oleh penurunan impor nonmigas mencapai 38,23%. Meski impor nonmigas juga turun 26,11%.
Secara kumulatif, ekspor Indonesia Januari-Juni 2018 mencapai US$ 88,02 miliar, tumbuh 10,03% YoY. Sedangkan impor kumulatif Januari-Juni mencapai US$ 89,04 miliar, tumbuh 23,1% YoY.
Sehingga, neraca perdagangan Indonesia sepanjang semester satu 2018 mencatat defisit US$ 1,02 miliar, dibanding semester satu 2017 yang mencatat surplus besar mencapai US$ 7,66 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News