kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS: Jalur distribusi makin efisien, harga beras hingga cabai merah makin murah


Minggu, 17 Februari 2019 / 10:14 WIB
BPS: Jalur distribusi makin efisien, harga beras hingga cabai merah makin murah


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pola distribusi perdagangan sepanjang 2017 hingga sampai ke konsumen akhir semakin efektif. Sehingga harga bawang hingga cabai merah yang diterima konsumen pun kian murah.

"Semakin efisien, margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) alias harga (yang diterima konsumen) akan semakin kecil," jelas Kepala BPS Suhariyanto akhir pekan lalu. 

BPS menggunakan delapan komoditas dalam melakukan survei pola distribusi. Komoditas tersebut antara lain beras medium, bawang merah, cabai merah, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.

"Kita cakup yang paling banyak dikonsumsi dan mempunyai andil besar ke inflasi," ujar Suhariyanto.

Pola distribusi perdagangan beras tahun 2017 menunjukkan MPP lebih rendah ketimbang tahun sebelumnya. Tercatat MPP untuk beras pada tahun 2017 sebesar 25,35% alias harga yang diterima konsumen akhir dari produsen meningkat 25,35%. Sedangkan MPP tahun 2016 lebih tinggi, tercatat 26,12%.

BPS mencatat, MPP beras medium sepanjang 2018 yang masih tinggi atau berada di atas MPP nasional antara lain Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku Utara, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, Aceh dan Riau.

Pun dengan pola distribusi perdagangan cabai merah. MPP cabai merah pada tahun 2017 tercatat 47,10%. Lebih rendah bila dibandingkan MPP 2016 yang tercatat 61,05%. Penurunan tajam ini terjadi karena putusnya satu mata rantai. Pada tahun 2017 pola distribusi cabai merah sudah tidak melalui pengepul.

Adapun provinsi yang MPP nya masih tinggi di atas nasional antara lain Kalimantan Selatan, Bengkulu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Papua Barat, Jawa Barat, Gorontalo, Lampung, Sulawesi Tengah dan Jakarta.

"Di Kalimantan Selatan masih melalui pengepul," jelas Suhariyanto.

Sedangkan untuk daging ayam ras juga turun dari 25,54% pada tahun 2016 menjadi 25,54%. MPP tertinggi untuk komoditas daging ayam ras berada di provinsi Sulawesi Barat yang mencapai 69,3%. Sedangkan MPP terendah berada di Kalimantan Selatan yang hanya 13,2%.

Sebenarnya, jelas Suhariyanto, rendahnya harga yang diterima konsumen akhir tidak hanya karena pola distribusi perdagangan dan pengangkutan yang semakin efisien. Namun juga bisa disebabkan oleh kebijakan harga serta perubahan musim untuk komoditas pertanian.

"Hanya saja jumlah mata rantai yang pengaruhnya besar," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×