Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta permasalahan kekurangan dokter spesialis segera dilakukan. Hal ini untuk mendukung kesehatan dan bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada 10 tahun sampai 15 tahun mendatang.
Jokowi menyebut, saat bonus demografi, 68% penduduk Indonesia tergolong dalam usia produktif. Akan tetapi, 68% usia produktif akan percuma kalau kesehatannya tidak baik.
Ia menambahkan, alat kesehatan di puskesmas dan rumah sakit sudah tersedia. Namun, peralatan yang sudah ada tidak akan berguna jika tidak ada dokter spesialis.
"Ini menjadi PR besar kita karena rasio dokter penduduk kita 0,47 dari 1000, peringkat 147 dunia, sangat rendah sekali," kata Jokowi di acara peresmian program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit pendidikan, Senin (6/5).
Baca Juga: BPOM Pastikan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Sudah Tak Beredar di Indonesia
Peringkat Indonesia di Asean pun berada di peringkat sembilan. Selain itu, 59% dokter spesialis terkonsentrasi di pulau Jawa.
Jokowi berharap produksi dokter spesialis akan semakin bertambah dengan dibukanya program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit pendidikan.
"Oleh sebab itu, dua mesin (fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan) ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yang sebanyak-banyaknya dengan standart internasional," ujar Jokowi.
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada pagi ini secara resmi saya luncurkan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit pendidikan sebagai penyelenggara utama," ucap Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News