kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

BPS: Daya beli petani nasional naik 0,58% (mom)


Senin, 02 September 2019 / 20:33 WIB
BPS: Daya beli petani nasional naik 0,58% (mom)
ILUSTRASI. BPS: Daya beli petani nasional naik 0,58% (mom)


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) atau daya beli petani nasional naik 0,58% (mom), yaitu dari 102,63 pada Juli 2019.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan bahwa kenaikan NTP Agustus 2019 disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani (lt) naik sebesar 0,69%, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (lb) sebesar 0,11%.

"Yang menyebabkan kenaikan adalah kenaikan harga gabah dan jagung," kata Kepala BPS Suhariyanto pada Senin (2/9).

Baca Juga: BPS catat kelompok makanan jadi penyumbang inflasi bulan Agustus

Kenaikan NTP pada Agustus 2019 ini juga dipengaruhi oleh naiknya NTP dalam empat subsektor pertanian, yaitu NTP subsektor tanaman pangan (NTPP), NTP holtikultura (NTPH), NTP peternakan (NTPT), dan nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan (NTNP).

Sementara itu, ada satu subsektor pertanian yang mengalami penurunan, yaitu NTP tanaman perkebunan rakyat (NTPR).

NTPP Agustus 2019 naik sebesar 1,11%. Ini disebabkan oleh kenaikan lt sebesar 1,21% yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan lb yang sebesar 0,10%.

Kenaikan lt pada Agustus 2019 ini disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas di seluruh kelompok subsektor tanaman pangan. Indeks padi naik sebesar 1,49% dan kelompok palawija khususnya jagung dan kacang tanah naik sebesar 0,47%.

Sementara kenaikan lb dalam subsektor ini disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,09% dan indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPM) sebesar 0,14%.

NTP yang mengalami kenaikan lagi adalah NTPH. Subsektor ini naik sebesar 0,30% yang disebabkan oleh kenaikan lt sebesar 0,38% yang lebih besar dari kenaikan lb yang hanya mencapai 0,08%.

Kenaikan lt dalam subsektor ini dipengaruhi oleh naiknya harga berbagai komoditas di dua kelompok subsektor holtikultura.

"Yaitu khususnya buah-buahan seperti mangga dan salak yang naik sebesar 1,04% dan kelompok tanaman obat, khususnya jahe dan lengkuas yang naik sebesar 0,07%," tambah Suhariyadi.

Hanya saja, kelompok sayuran seperti bawang merah dan tomat tercatat mengalami penurunan sebesar 0,27%.

Kenaikan lb sebesar 0,08% yaitu dari 138,27 menjadi 138,38 disebabkan naiknya indeks kelompok KRT sebesar 0,07% dan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,14%.

Baca Juga: BPS catat inflasi inti naik karena daya beli masyarakat masih bagus

Selanjutnya ada NTPT yang naik sebesar 0,97% pada Agustus 2019. Hal ini disebabkan oleh lt yang mengalami kenaikan sebesar 1,14% dan ini lebih tinggi dari kenaikan lb yang hanya mencapai 0,17%.

Ada juga NTNP yang naik sebesar 0,60% yang dipengaruhi oleh lt yang naik sebesar 0,80% sementara lb nya hanya naik 0,20%.

Kenaikan lt ini disebabkan oleh naiknya harga komoditas kegiatan perikanan, khususnya komoditas ikan cakalang dan ikan kembung, serta kegiatan perikanan budidaya dengan komoditas ikan nilem dan bandeng.

Lalu yang mengalami penurunan adalah NTPR. Penurunannya tercatat sebesar 0,43% dan disebabkan oleh lt yang mengalami penurunan sebesar 0,36% dan lb yang naik sebesar 0,06%. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat, khususnya komoditas karet dan kopi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×