kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS Catat Kenaikan Impor pada Mei 2024, Ini Pemicunya


Rabu, 19 Juni 2024 / 14:43 WIB
BPS Catat Kenaikan Impor pada Mei 2024, Ini Pemicunya
Suasana bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (9/5/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor pada Mei 2024 mencapai US$ 19,40 miliar.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor pada Mei 2024 mencapai US$ 19,40 miliar. Nilai ini meningkat 14,82% jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 16,90 miliar.

Berdasarkan data BPS, selain dipengaruhi nilai yang meningkat, impor juga naik karena volumenya yang meningkat. Volume impor pada Mei 2024 tercatat sebesar 19,2 juta kilogram (kg), atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 17,2 juta kg.

Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual menyampaikan, meningkatnya impor pada Mei 2024 dipengaruhi oleh volume yang naik dan meningkatnya nilai impor yang disebabkan adanya pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Juga: BPS: Ekspor Batubara dan CPO Turun Tajam pada Mei 2024

“Angka nominal impor rebound dari sebelumnya, setelah turun saat ada efek musiman Lebaran. (Impor meningkat) dipengaruhi kedua faktor yang berpengaruh yakni volume dan juga pelemahan rupiah,” tutur David kepada Kontan, Rabu (19/6).

Ke depan, David melihat impor bahan baku dan bahan bakar minyak (BBM) akan cenderung meningkat, sejalan dengan masih kuatnya aktivitas ekonomi yang juga masih relatif menguat.

Baca Juga: Ekonom Proyeksikan Surplus Neraca Perdagangan Mei 2024 Menjadi US$ 2,98 Miliar

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, meningkatnya ekspor terutama disebabkan oleh berakhirnya efek musiman Idul Fitri dan pertumbuhan ekspor China ke Indonesia yang mencapai dua digit secara bulanan.

“Kinerja impor pada bulan Mei 2024 mengalami kontraksi tahunan sebesar 8,83% year on year (yoy), terutama karena efek high base pada periode yang sama tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×