Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengklaim sudah tidak ada masalah data dalam penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) tahap II yang dilakukan pada bulan lalu.
Sekretaris Eksekutif Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widanto mengatakan, di tahap II ini setidaknya Kementerian Sosial (Kemsos) sudah bisa memperbaiki permasalahan data.
Yang mana, saat ini data dari Kemsos sudah bisa langsung diproses oleh para bank. "Jadi kalau masalah data sebetulnya sudah oke," ungkapnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (2/7).
Adapun sebelumnya, kata Bambang, masalah data merupakan salah satu kendala penyaluran BPNT pada tahap II ini. Pasalnya, data yang diterima perbankan dari Kemsos masih perlu divalidasi. Padahal, menurutnya, bank sudah tidak perlu memvalidasi lagi data yang diberikan Kemsos.
Hal itu pula yang menyebabkan, penyaluran tahap II ini harus molor dari yang seharusnya pada April 2018 menjadi Mei 2018. Tak hanya itu, menurutnya masalah persiapan e-warung juga sudah mulai merata. Di mana, saat ini e-warung yang disiapkan pemerintah sudah berasal dari usaha-usaha kecil yang sudah ada.
"Hal ini menggairahkan pedagang kecil juga, jadi warung yang sudah ada tinggal disambungkan kepada bank saja," tambah Bambang. Adapun hal tersebut dilakukan di daerah-daerah yang masuk dalam daftar perluasan program ini.
Setidaknya ada 24 daerah yang menerima perluasan program pemerintah ini di antaranya yakni, Banda Aceh, Solok, Bengkulu, Metro, Pangkalpinang, Tanjungpinang, Sukabumi, Bandung, Garut, dan Tarakan.
Sekadar tahu saja, dalam penyaluran BPNT tahap II ini pemerintah menambah penyalurannya kepada dua juta penerima manfaat sehingga menjadi 3,5 juta keluarga. Bambang juga bilang, pihaknya akan melakukan penyaluran tahap III di Oktober 2018.
"Tapi sebelum itu kami (pemerintah) akan melakukan evaluasi sebelum melakukan tahap III," katanya. Pihaknya pun tetap optimistis target akhir tahun penerimaan BPNT bisa mencapai 10 juta keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News