Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat ekspor produk hilir atau produk turunan Crude Palm Oil (CPO) telah mencapai 65% pada Oktober 2024.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurachman mengatakan kebijakan pungutan ekspor telah berhasil mendorong hilirisasi dengan komposisi skpor CPO yang terus menurun dan produk hilir refined terus meningkat. Hingga Oktober 2024 ini Eddy mencatat eskpor produk CPO hanya sebesar 7%, sedangkan refined sebesar 65%.
"Data sampai dengan bulan Oktober tahun 2024 menunjukkan bahwa hilirisasi komunitas kelapa sawit telah berjalan dengan baik," ungkap Eddy dalam Sosialisasi Pelaksanaan Ekportasi dan Pungutan Ekspor Atas Kelapa Sawit, CPO dan Produk Turunannya, di Hotel Ciputra World Surabaya, Kamis (21/11).
Eddy menjelaskan salah satu kebijakan untuk mendorong hilirisasi nasional perkebunan sawit adalah dengan adanya kebijakan fiskal. Hal itu dengan pemberlakuan Bea keluar dan pungutan ekspor CPO dan turunannya.
Baca Juga: BPDPKS Dorong Pemahaman Regulasi untuk Cegah Konflik di Sektor Sawit
Dukungan pemerintah kepada perkebunan kelapa sawit akan selalu mengikuti dinamika industri yang ada. Edy mengatakan beberapa waktu yang lalu pemerintah telah menetapkan kebijakan yang ditujukan pada peningkatan daya saing industri kelapa sawit Indonesia melalui Peraturan Menteri Pendustrian No.32 tahun 2024 tentang klasifikasi komunitas turunan kelapa sawit. Serta Peraturan Menteri Perdagangan No. 26 tahun 2024 tentang ketentuan ekspor produk turunan kelapa sawit.
Selain itu, Eddy juga menyebutkan pada sisi ekspor industri kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang terbesar untuk ekspor non migas Indonesia. Menurut data dari Kementerian Perdagangan sampai dengan September 2024, ekspor non-migas Indonesia tercatat sebesar US$ 181,14 miliar.
Di mana sebanyak kurang lebih US$ 14,43 miliar atau sebesar 10,18% berasal dari ekspor lemak dan minyak hewan serta batik yang ini didominasi oleh minyak kelapa sawit. "Data-data tersebut mengukuhkan peran strategis dari industri kelapa sawit bagi perkebunan Indonesia," ujarnya.
Eddy menambahkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung sektor perkebunan kelapa sawit sabagai salah satu komoditas strategis nasional dan backbone pereknomian. Dengan kebijakan pemerintah saat ini juga ditujukan untuk peningkatkan sector hulu dengan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pekebun serta mendorong hilirisasi nasional.
"Hilirisasi industri perkebunan ini juga sangat didorong terus oleh pemerintah, the new government, pemerintahan Bapak Presiden Prabowo untuk menggencarkan kegiatan hilirisasi khususnya dari produk-produk baik itu yang berasal dari mineral maupun perkembunan," ungkapnya.
Baca Juga: Harga Naik, Nilai Ekspor CPO Mendaki
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News