kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

Birokrasi masih diwarnai lobi-lobi yang tidak transparan


Rabu, 19 Oktober 2011 / 16:02 WIB
ILUSTRASI. promo tupperware Desember 2020


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Hubungan birokrasi di Indonesia masih diwarnai lobi-lobi yang tidak transparan. Itu terjadi antara pemerintah pusat dengan permintah daerah atau dengan parlemen.

"Mari kita cegah lobi-lobi yang tidak transparan antar unsur pemerintah baik pusat maupun daerah maupun unsur parlemen," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato kebijakan di Istana Negara, Rabu (19/10).

Lebih lanjut, SBY mengungkapkan dirinya menilai masih banyak penggunaan APBN dan APBD yang belum tepat sasaran, belanja modal masih sedikit, dan belanja rutin yang besar. Praktek korupsi yang dilakukan oknum aparat pemerintah pusat, pemerintah daerah dan DPR.

SBY pun langsung meninstruksikan aparat penegak hukum untuk lakukan pencegaham yang efektif. "Saya undang PPATK, kepolisian, kejaksaan, untuk bersama-sama untuk jaga keselamatan keuangan negara ini," katanya.

Pemerintah sendiri memiliki tekad dan rencana mengurangi defisit APBN sekecil mungkin. Targetnya di tahun 2014, defisit APBN di titik nol atau menuju rasio berimbangan. "Sekarang banyak negara tumbang karena hutang negara yang tinggi. Mari kita bertekad dan kita jalankan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×