Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemarin, pemerintah secara tiba-tiba mengumumkan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) premium. Namun tak lama, pemerintah kembali mengumumkan bahwa kenaikan harga bensin premium tersebut ditunda.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, kenaikan harga BBM premium ini akan terjadi melihat harga minyak acuan dan fluktuasi kurs yang tinggi.
Menurut Bhima, bila kenaikan harga BBM premium dilakukan, maka defisit transaksi berjalan (CAD) setidaknya bisa berkurang, juga ada ruang bagi penguatan rupiah.
"CAD bisa ditekan di bawah 2,8% dari produk domestik bruto (PDB), tetapi efeknya ke CAD kecil karena hanya sisa dua bulan. Dari kenaikan harga ke pengurangan konsumsi BBM sampai ke impor yang turun ada lag-nya. Impor BBM juga berdasarkan kontrak jangka panjang," tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (11/10).
Sebelumnya, Bhima memperkirakan, CAD tahun ini berkisar 3% dari PDB. Bahkan CAD bisa mencapai hingga 3,1% bila defisit perdagangan melebar.
Meski CAD tahun ini dapat ditekan, namun kenaikan harga BBM premium akan berimbas secara signifikan ke daya beli dan kenaikan inflasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News