Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,08% sampai akhir tahun 2019. Namun, sepanjang Januari-September 2019 baru di level 5,04%. Artinya pada kuartal IV-2019 pertumbuhan ekonomi harus mencapai 5,18% untuk meraih target.
Ketua Bidang Kebijakan Belanja Pusat dan Pembiayaan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Wahyu Utomo mengatakan, perlambatan ekonomi Indonesia yang disebabkan sentimen global membuat penerimaan negara belum bisa moncer.
Baca Juga: Danareksa Research Institute prediksi neraca dagang Oktober defisit US$ 320 juta
Maka dari itu, belanja negara menjadi jurus pemerintah mengejar pertumbuhan ekonomi.
"Dalam dua bulan terakhir kami dari Kemenkeu akan mendorong belanja, nah ini kita dorong pengeluaran pemerintah dan belanja negara,” kata Wahyu kepada Kontam.co.id, Rabu (13/11).
Wahyu mengatakan, belanja negara pada kuartal IV-2019 akan berkontribusi 25%-30% dari target. Secara, tren belanja, Wahyu menuturkan belanja di periode akhir tahun akan tumbuh dan efektif.
Terlebih dengan optimalisasi belanja Kementerian/Lingkungan (K/L) dan belanja untuk transfer ke daerah dan dana desa (TKDD).
Baca Juga: Pokja IV tunggu laporan BKPM soal potensi investasi Rp 700 triliun yang mandek
Berdasarkan data Kementerian Keuangan pada akhir September 2019 melaporkan belanja negara mencapai Rp 1.388,3 triliun atau setara 56,4% dari pagu APBN 2019 yakni sebesar Rp 2.461,11 triliun.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, realisasi belanja yang masih didominasi oleh belanja rutin dan belanja barang, ketimbang belanja yang bersifat produktif.
Baca Juga: Antisipasi kenaikan harga pangan jelang Natal dan Tahun Baru, ini saran Ikappi
Oleh karena itu, ia meminta kementerian dan lembaga, maupun pemda untuk mengakselerasi serapan belanja modal dan belanja untuk pembangunan fisik di sisa tahun ini.
“Polanya memang konsisten di K/L maupun di daerah, semua belanja yang sifatnya hanya mentransfer atau belanja yang sifatnya tidak membangun jauh lebih mudah dan cepat. Sementara yang berhubungan dengan membangun fisik atau belanja modal, nampak kemajuan kita selalu kurang cepat pada siklus anggaran,” tandas Menkeu.
Baca Juga: Wapres beberkan komitmen pemerintah mengembangkan ekonomi syariah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News