kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Danareksa Research Institute prediksi neraca dagang Oktober defisit US$ 320 juta


Rabu, 13 November 2019 / 19:31 WIB
Danareksa Research Institute prediksi neraca dagang Oktober defisit US$ 320 juta
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/10/2019).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi neraca dagang pada Oktober 2019 akan mengalami defisit sebesar US$ 320 juta atau sebesar US$ 0,32 miliar atau lebih tinggi dari defisit pada bulan September 2019 yang sebesar US$ 161 juta.

Hal ini disebabkan oleh ekspor pada bulan Oktober 2019 yang diproyeksikan sebesar US$ 15,0 miliar dan impor yang lebih tinggi, yaitu mencapai US$ 15,4 miliar.

Baca Juga: Pokja IV tunggu laporan BKPM soal potensi investasi Rp 700 triliun yang mandek

Menurut hasil rilis DRI tentang proyeksi neraca dagang edisi November 2019, kondisi impor yang lebih tinggi dari ekspor ini disebabkan oleh permintaan domestik yang rendah, harga minyak dunia yang meningkat, dan kestabilan nilai tukar rupiah.

Lalu, bila melihat dari kondisi ekspor Oktober 2019, DRI memproyeksi ekspor akan membaik seiring dengan perbaikan prospek ekonomi dan peningkatan harga komoditas. Hal ini juga tercermin dari Legal Entity Identifier (LEI) beberapa negara partner dagang Indonesia yang mengalami peningkatan di Agustus.

Setelah mengalami penurunan 0,5% (mom) pada Juli 2019, LEI meingkat 3,0% (mom) di Agustus. Untuk partner dagang terbesar Indonesia, secara terperinci kenaikan terjadi di China sebesar 2,2% (mom) dan Amerika Serikat (AS) juga mengalami kenaikan sebesar 1,8% (mom).

Sementara itu, ada penurunan LEI di negara partner dagang terbesar Indonesia yang lain, yaitu Jepang sebesar 1,9% (mom).

Baca Juga: Antisipasi kenaikan harga pangan jelang Natal dan Tahun Baru, ini saran Ikappi

Hanya saja, melihat kondisi tersebut, adanya kenaikan signifikan dari performa ekonomi terlihat tidak terlalu benar. Hal ini terlihat dari indeks manufaktur dari beberapa negara partner dagang Indonesia yang berada di bawah level 50.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×