kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BI targetkan surplus operasional pada tahun 2022 sebesar Rp 14,12 triliun


Sabtu, 27 November 2021 / 15:43 WIB
BI targetkan surplus operasional pada tahun 2022 sebesar Rp 14,12 triliun
ILUSTRASI. BI menargetkan surplus operasional pada tahun 2022 mencapai Rp 14,12 triliun.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menargetkan surplus operasional pada tahun 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, surplus operasional pada tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 14,12 triliun. 

Menurut Perry, surpus operasional pada tahun depan didorong target penerimaan yang lebih besar daripada pengeluaran.  Target penerimaan operasional tahun depan sebesar Rp 27,92 triliun atau naik 0,60% dari target penerimaan operasional dalam Anggaran Tahunan BI (ATBI) 2021 yang sebesar Rp 27,75 triliun. 

Sementara pengeluaran operasional tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 13,79 triliun atau naik 12,73% dari ATBI 2021 yang sebesar Rp 12,23 triliun. 

Secara tersirat, bank sentral menyebut akan berupaya dalam menggenjot upaya penerimaan operasional. Penerimaan operasional terbesar digadang datang dari hasil pengelolaan aset valas. 

Baca Juga: Per akhir September 2021, realisasi anggaran BI surplus Rp 21,11 triliun

Penerimaan jenis ini diperkirakan mencapai Rp 27,86 triliun atau naik 0,60% dari target penerimaan hasil pengelolaan aset valas pada tahun 2021 yang sebesar Rp 27,69 triliun. 

“Di tengah suku bunga global yang masih rendah. Kami juga akan mengoptimalkan pengeluaran cadangan devisa lewat diversifikasi penerimaan aset pada surat berharga yang memiliki imbal hasil lebih tinggi,” tutur Perry seperti dikutip Sabtu (27/11). 

Penerimaan lainnya akan datang dari operasional kegiatan pendukung sebesar Rp 5 miliar dan penerimaan administrasi sebesar Rp 53 miliar. 

Dari sisi pengeluaran, diperkirakan pengeluaran paling besar datang dari gaji dan penghasilan lainnya yang sebesar Rp 4,27 triliun atau naik 3,58% dari ATBI 2021 yang sebesar Rp 4,13 triliun. 

Kemudian disusul dengan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditargetkan Rp 3,4 triliun atau naik 12,95% dari ATBI 2021 yang sebesar Rp 3,01 triliun. Sementara, pengeluaran logistik diperkirakan sebesar Rp 1,96 triliun. 

Pengeluaran lainnya datang dair penyelenggaraan operaisonal kegaitan pendukung senilai Rp 1,59 triluin, program sosial BI dan pemberdayaan sektor rill serta UMKM Rp 1,01 triliun. 

BI juga menganggarkan Rp 1,2 triliun untuk membayar pajak serta ada cadangan anggaran sebesar Rp 336 miliar. 

Baca Juga: Ada burden sharing, anggaran BI tahun depan diprediksi defisit Rp 5,37 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×