Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Kedua, Destry juga mengaku kalau burden sharing akan meningkatkan biaya operasi moneter BI. Namun, Destry memastikan kalau BI telah mengukur dan menimbang berapa kemampuan BI untuk terjun ke pasar.
"Kami juga menimbang dengan masak bagaimana dampaknya terhadap internal, rasio modal, dan sebagainya. Kami juga pernah mengalami kok rasio modal menipis pada krisis tahun 1997 dan 1998 lalu. Kami yakin kami bisa lakukan burden sharing," tegasnya.
Baca Juga: Ekonom: Burden sharing mampu jaga level layak investasi surat utang pemerintah
Ketiga, terkait pergerakan nilai tukar rupiah. Destry melihat kalau sebenarnya pergerakan nilai tukar rupiah memang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor fundamental dan faktor eksternal.
Namun, BI akan tetap berusaha memperdalam pasar keuangan, melakukan perbaikan di infrastruktur keuangan, juga memperbaiki infrastruktur pasar keuangan. Selain itu, BI juga memiliki instrumen tambahan seperti DNDF sebagai hedging instrumen sehingga secara keseluruhan, masalah terhadap volatilitas nilai tukar akan teratasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News