kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Sebut Peningkatan Inflasi Jadi Momok yang Harus Diwaspadai


Kamis, 08 September 2022 / 06:15 WIB
BI Sebut Peningkatan Inflasi Jadi Momok yang Harus Diwaspadai


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, masalah terbesar yang sedang dihadapi Indonesia saat ini adalah terkait peningkatan inflasi. Tekanan inflasi saat ini berasal dari faktor yang terjadi di global maupun berbagai peristiwa dalam negeri. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M. Juhro pun menjabarkan, dari global, inflasi datang dari konflik geopolitik yang menyebabkan disrupsi rantai pasok, yang efeknya juga dirasakan oleh Indonesia. 

Sedangkan di dalam negeri, inflasi datang dari mulai meningkatnya permintaan dalam negeri, peningkatan harga pangan karena kesenjangan suplai, dan juga peningkatan harga barang diatur pemerintah. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah di Tahun Depan Sulit Diprediksi, Ini Kata Sri Mulyani

Agar inflasi tak bergerak liar, Solikin menyebut BI sudah melakukan upaya.

“Bagaimana menyikapi inflasi? Kita perhatikan sisi suplai baik dari global maupun dalam negeri, juga mencermati permintaan di tengah mobilitas yang naik,” terang Solikin dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia: Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia, Rabu (7/9). 

Solikin pun memerinci, dalam hal menjaga suplai terutama pangan untuk memadai, BI pun bekerja sama dengan pemerintah untuk menggalakkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan. Selain itu, Bi juga meminta pemerintah daerah untuk menggunakan dana tidak terduga yang dimiliki. 

Setali tiga uang, BI juga berusaha untuk mengatur inflasi dari sisi permintaan (demand) lewat berbagai instrumen yang ada. Apalagi, mengingat progres pemulihan ekonomi ini diikuti dengan peningkatan permintaan. 

Baca Juga: Sri Mulyani Waspadai Dua Faktor yang Bisa Pengaruhi Harga Minyak Tahun Depan

Salah satu instrumen yang digunakan oleh BI adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. Pada Agustus 2022 kemarin, BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) sebagai langkah pre emptive dan forward looking untuk menjangkar inflasi dan ekspektasi inflasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×