Reporter: Ratih Waseso, Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur dalam negeri mulai terlihat menggeliat lagi. Malah, Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja sektor manufaktur ke depannya sudah berada pada fase ekspansi.
Mulai maraknya industri manufaktur domestik menggencarkan kegiatan produksi terlihat dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI). Terlihat PMI-BI di kuartal I-2021 sudah masuk tahap ekspansi (yakni 50% ke atas) yang berada di 50,01%.
Hasil PMI-BI di kuartal I-2021 tersebut naik dibandingkan dengan kuartal IV-2020 yang masih tahap kontraksi yakni di posisi 47,29%. Secara tahunan posisi PMI-BI Januari-Maret 2021 juga lebih baik dari periode sama tahun lalu yang hanya 45,65%.
Pencapaian tersebut sejalan dengan peningkatan kegiatan sektor industri pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU).
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan peningkatan terjadi pada hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI. Terutama dari sisi volume total pesanan, volume persediaan barang jadi, dan volume produksi yang berada dalam fase ekspansi.
Baca Juga: Neraca dagang kuartal I-2021 surplus, angin segar bagi prospek pertumbuhan ekonomi
Dari subsektor industri, mayoritas responden mencatat perbaikan kinerja pada kuartal I-2021, terutama di bidang makanan, minuman dan tembakau, lantas pupuk, kimia dan barang dari karet, dan subsektor tekstil, barang kulit dan alas kaki yang sudah berada pada fase ekspansi.
Melihat hasil tersebut, BI memproyeksikan pada kuartal II-2021, kinerja sektor Industri pengolahan diperkirakan meningkat dan berada dalam fase ekspansi. PMI-BI pada kuartal II-2021 diprediksi sebesar 55,25%, meningkat dari kuartal sebelumnya.
Peningkatan PMI-BI didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, terutama volume produksi, volume total pesanan, dan volume persediaan barang jadi yang berada pada fase ekspansi.
Alhasil, lanjut Erwin, seluruh subsektor manufaktur akan berada pada fase ekspansi. Terutama bidang kertas, barang cetakan, makanan, minuman dan tembakau, serta pupuk, kimia dan barang dari karet.
"Responden memprakirakan peningkatan tersebut didorong peningkatan permintaan pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri," kata Erwin, Rabu (14/4).
Baca Juga: PMI-BI meningkat, ekonom: Ada perbaikan di industri manufaktur