kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI rate tetap 6,75%, bunga acuan baru 5,5%


Kamis, 21 April 2016 / 16:28 WIB
BI rate tetap 6,75%, bunga acuan baru 5,5%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang berlangsung pada 20-21 April 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI rate di level 6,75%. RDG juga memutuskan deposit fasility di level 4,75% dan landing facility di level 7,25%.

Sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April lalu, BI juga mengumumkan BI seven day reverse repo rate tetap sebesar 5,5%.

Direktur EKsekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, dengan demikian struktur suku bunga operasi moneter, yaitu untuk tujuh hari sebesar 5,5%.

Tenor 7-day 2 minggu 1 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan
Operasi moneter 5,50% 5,60% 5,80% 6,20% 6,45% 6,60% 6,75%

"Keputusan itu sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi 2016 4% plus minus 1% dan tetap konsisten mendorong momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi global," kata Tirta dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (21/4).

Lebih lanjut menurut Tirta, perlambatan ekonomi global mendorong berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di beberapa negara maju. Pemulihan ekonomi Eropa yang masih lemah dan mengalami deflasi mendorong berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter termasuk penerapan suku bunga negatif.

Kebijakan suku bunga negatif juga terus dilakukan Jepang dan beberapa negara maju lainnya dalam merespon pertumbuhan ekonomi yang terus melambat. Kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan likuiditas global dan aliran modal masuk ke negara berkembang.

Di sisi lain, pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) masih belum solid yang tercermin dari kegiatan manufaktur dan net ekspor yang masih lemah. Sejalan dengan itu, The Fed diperkirakan akan meningkatkan suku bunga acuannya di semester kedua mendatang, dengan besaran kenaikan yang lebih rendah dari yang diperkirakan.

Meski demikian, dari sisi domestik, inflasi Maret 2016 tercatat rendah sebesar 0,19% semakin mendukung prospek pencapaian sasaran infasi 2016. Neraca perdagangan juga terus tercatat surplus, yang pada Maret 2016 sebesar US$ 497 juta karena surplus perdagangan nonmigas.

Aliran modal asing dan peningkatan pasokan valas korporasi domestik mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Secara year to date, nilai tukar rupiah menguat sebesar 3,96% ke level Rp 13.260 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×